Kasus IPhone Penumpang Hilang di Kabin Garuda, DPR: Indikasi Rusaknya Budaya Kerja
Nasional

Kasus hilangnya IPhone penumpang penumpang pesawat Garuda di kabin, mendapat banyak sorotan. Apalagi, muncul dugaan kalau IPhone itu dicuri oleh awak kabin. Peristiwa memalukan ini bukan hanya mencoreng nama pelaku tapi berdampak besar pada maskapai Garuda secara keseluruhan.
Ini lah yang tidak bisa diterima oleh berbagai kalangan. Iphone yang harganya tidak seberapa merusak nama baik maskapai Garuda. Ibarat ‘Nila setitik rusak susu sebelanga’.
Untuk menyelidiki kasus ini, pihak Manajemen Garuda sudah menonaktifkan semua crew yang bertugas saat itu. Semua kini tinggal menunggu hasil penyelidikan pihak Garuda.
Kritik Keras DPR
Anggota DPR RI Mufti Anam/Foto: Instagram Mufti Anam
Di sisi lain kejadian memalukan ini memicu kritik keras yang dialamatkan kepada Garuda. Salah satunya dilontarkan oleh Anggota DPR RI Mufti Anam. Menurutnya, insiden ini bukan sekadar soal kehilangan barang, tapi mengindikasikan rusaknya budaya kerja di tubuh maskapai pelat merah tersebut.
“Ini bukan cuma soal HP hilang. Kalau benar iPhone itu terlacak di hotel tempat kru menginap lalu dibuang, itu artinya budaya kerja di Garuda sudah sangat kronis. Sudah seperti kanker, bukan cuma keuangan yang terus rugi, tapi integritas SDM-nya juga bermasalah,” ujar Mufti Anam melalui rilis, dikutip dari laman resmi DPR RI. Kronologi Kasus
Seperti diberitakan, kasus hilangnya iPhone milik penumpang pesawat Garuda Indonesia viral di media sosial. Dalam unggahannya, penumpang atas nama Michael Tjendara menyebut iPhonenya dicuri saat melakukan penerbangan Garuda GA716 rute Jakarta-Melbourne, Jumat (6/6/2025) lalu. Ia mengatakan bahwa iPhone-nya hilang di dalam pesawat yang diletakan di kantong kursi.
Michael pun mengaku langsung melaporkan kejadian ponsel hilang ke petugas Garuda, namun handphone-nya tak kunjung ditemukan. Ia kemudian mencoba melacak keberadaan ponsel tersebut melalui aplikasi, dan iPhone miliknya terlacak berada di hotel yang berada di 9 Riverside Quay, Southbank.
Kamar Crew Garuda Digeledah
Sesampainya di lokasi tersebut, Michael menuturkan bahwa ada 20 orang awak Garuda GA716 yang menginap. Ia mengaku mendapat informasi itu dari petugas hotel. Tak lama, pihak Garuda melakukan penggeledahan ke beberapa kamar awak maskapai. Kemudian, setelah menggeledah beberapa kamar, pihak Garuda memerintahkan para awak maskapai untuk keluar hotel. Namun, saat Michael mencoba melacak kembali handphone miliknya setelah awak Garuda di hotel itu keluar. Usai 10 menit berlalu, iPhone miliknya justru sudah berpindah lokasi ke Yarra River di Southbank Promenade, yang jaraknya 100 meter dari hotel.
Crew Garuda Gagal Jaga Kepercayaan Penumpangnya
Mufti pun menyayangkan kejadian tersebut dan menilai kru maskapai Garuda Indonesia telah gagal menjaga kepercayaan penumpangnya. "Penumpang bukan saja kehilangan barang namun juga kehilangan rasa aman dan kepercayaan di tempat yang seharusnya menjaga penumpangnya," tegas Legislator dari Dapil Jawa Timur II tersebut.
Lebih jauh, Mufti Anam juga mengkritik PT Garuda Indonesia yang terus-menerus menerima suntikan dana dari pemerintah. Baik melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) maupun dari holding Danantara, namun tak kunjung menunjukkan perbaikan signifikan.
“Kita bicara soal kepercayaan publik. Bagaimana masyarakat bisa percaya Garuda bisa bangkit, kalau integritas SDM-nya saja dipertanyakan? Pemerintah dan Danantara katanya sudah menyuntikkan dana hingga puluhan triliun. Tapi untuk urusan dasar seperti keamanan barang penumpang saja, Garuda gagal,” paparnya.
Garuda harus Rombak Total Kultur Kerja dan Manajemen Internal
Mufti menekankan, seharusnya Garuda tak hanya fokus pada restrukturisasi keuangan semata namun juga merombak total kultur kerja dan manajemen internal. “Garuda itu bukan cuma butuh tambal sulam keuangan, tapi bedah besar-besaran di sisi SDM dan integritas. Percuma dikasih triliunan kalau kejujuran di lapangan tidak ada,” ucapnya. Untuk diketahui, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyatakan PT Garuda Indonesia (Persero) akan mendapat suntikan dana dari Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). Dana tersebut tidak lagi berasal dari Penyertaan Modal Negara (PMN), namun Garuda akan menerima pendanaan melalui Holding Operasional Danantara.
Mufti mendesak Kementerian BUMN dan Danantara untuk mengevaluasi menyeluruh PT Garuda Indonesia, termasuk bentuk suntikan dana yang diberikan. “Itu dananya dalam bentuk apa? Pinjaman? Penyertaan? Jangan sampai negara rugi dua kali, uangnya hilang, reputasi juga hancur,” sebut Mufti. Anggota Komisi DPR yang bermitra dengan BUMN itu pun menyatakan pihaknya akaterus mengawal hal tersebut demi kebaikan PT Garuda Indonesia di masa mendatang. Khususnya, kata Mufti, mengenai suntikan dana ke Garuda. ***