Ribuan Ojol Siap Guncang Jakarta: Demo di Istana & DPR RI
Nasional

Para pengemudi ojek daring yang tergabung dalam Asosiasi Pengemudi Ojol Garda Indonesia (Garda) bersiap melakukan unjuk rasa masif di sejumlah titik strategis ibu kota.
Menurut Ketua Umum Garda, Raden Iun Wicaksono, target utama aksi kali ini adalah Istana Presiden, Kementerian Perhubungan (Kemenhub), dan Gedung DPR RI. Aksi ini menjadi wujud aspirasi para pengemudi yang setiap hari menghadapi kerasnya jalanan sekaligus tantangan ekonomi yang berat.
“Kami akan memulai konvoi dari markas Garda di Cempaka Mas, Jakarta Pusat, pukul 10 pagi menuju Istana Presiden dan Kemenhub. Puncak aksi akan berada di DPR RI sekitar pukul 12-13 siang,” terang Iun saat dihubungi pada Selasa, 16 September.
Baca Juga: Ribuan Ojol Mulai Padati Patung Kuda, Buka Unjuk Rasa Nyanyikan Lagu Indonesia Raya
Ia memperkirakan sekitar 2.000 pengemudi akan hadir, dengan 100-200 di antaranya membentuk konvoi yang cukup panjang untuk menarik perhatian publik.
Tujuh Tuntutan Krusial Pengemudi Ojol
Aksi kali ini tidak sekadar unjuk massa, melainkan membawa tuntutan penting yang mencerminkan keresahan para pengemudi. Salah satu prioritas utama adalah memasukkan Rancangan Undang-Undang Transportasi Online ke dalam Prolegnas 2025-2026, sebagai langkah untuk menghadirkan payung hukum yang lebih jelas dan adil.
Baca Juga: Poster Nyeleneh Warnai Demo Ojol, Sindiran Tajam Mengalir Deras
Selain itu, para pengemudi menyoroti beberapa isu lain:
-
Pembatasan potongan aplikator maksimal 10 persen
-
Regulasi transparan tarif pengiriman barang dan makanan
-
Audit investigasi terhadap potongan 5 persen yang selama ini diambil aplikator
-
Permintaan penyelidikan Kapolri terkait tragedi 28 Agustus 2025, insiden yang masih menyisakan kemarahan di komunitas ojol.
Aksi Sebelumnya dan Simbol Damai
Ilustrasi Ojol
Ini bukan pertama kalinya pengemudi ojol menyuarakan aspirasi mereka. Pada 2 September, mereka juga berunjuk rasa di Gedung DPR/MPR RI, dengan isu yang lebih luas, termasuk harga kebutuhan pokok yang melonjak dan minimnya lapangan kerja.
Aktivitas ini menegaskan bahwa perjuangan mereka tidak hanya tentang kesejahteraan pribadi, tetapi juga cerminan ketegangan ekonomi yang dialami masyarakat luas.
Meski dilakukan di ruang publik, aksi sebelumnya berjalan damai. Para pengemudi bahkan membagikan bunga mawar di Monas, sebagai simbol perdamaian sekaligus strategi untuk menghindari provokasi.
Inisiatif ini menunjukkan bahwa komunitas ojol berkomitmen menyampaikan tuntutan secara konstruktif dan aman.
Dampak Ekonomi dan Harapan Pengemudi
Ojol
Jika tuntutan tersebut terealisasi, dampaknya akan langsung dirasakan ribuan keluarga yang menggantungkan hidup pada transportasi online.
Pemotongan aplikator yang lebih adil dapat meningkatkan pendapatan bersih pengemudi, memberikan kelonggaran di tengah biaya hidup yang meningkat.
Regulasi tarif yang jelas juga akan menciptakan kepastian, mengurangi praktik yang merugikan pengemudi maupun konsumen.
Pemerintah, khususnya Kemenhub dan DPR RI, kini berada di persimpangan penting. Dialog konstruktif dan kemauan politik untuk meninjau kebijakan menjadi kunci mencapai solusi yang adil dan berkelanjutan.
Mengabaikan aspirasi ini berpotensi menimbulkan ketidakstabilan sosial dan ekonomi yang lebih luas. Solusi jangka panjang memerlukan kolaborasi antara pemerintah, aplikator, dan perwakilan pengemudi, agar sektor transportasi daring dapat berkembang dengan adil bagi semua pihak.