Kasus Penembakan Warga di Sulteng, DPR: Ada Dugaan Pelanggaran SOP
Daerah

Forumterkininews.id, Jakarta - Komisi III DPR RI mencatat adanya dugaan pelanggaran standar operasional prosedur dalam penanganan demo di Parigi Moutong, Sulawesi Tengah beberapa waktu lalu.
Wakil Ketua Komisi III Pangerang Khairul Saleh mengatakan, catatan tersebut didapat setelah dirinya melakukan kunjungan spesifik ke Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Dalam kesempatan tersebut Komisi III DPR juga berdialog dengan masyarakat terkait peristiwa penembakan yang diduga oleh polisi.
Atas peristiwa tersebut, seorang warga bernama Erfaldi (31) tewas. Meski belum mengambil kesimpulan setelah melakukan dialog dengan warga, Khairul Saleh mencatat, adanya dugaan pelanggaran standar operasional prosedur yang dilakukan oknum anggota Polri saat membubarkan unjuk rasa.
Baca Juga: Hukuman Manis untuk Jaksa Cantik Pinangki, Penerima Rp7 Miliar dari Joko Tjandra
"Komisi III masih menunggu hasil forensik dan uji balistik," kata Pangeran dalam keterangannya, Jumat (18/2).
Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu mengaku, Komisi III bakal memanggil Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Pemanggilan ini untuk meminta keterangan atas peristiwa penembakan yang terjadi.
"Komisi III akan menindaklanjuti kasus ini dengan melakukan rapat kerja dengan Kapolri. Hal ini dilakuka untuk memastikan penuntasan kasus ini berjalan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku," jelasnya.
Baca Juga: Putri Candrawathi Tidak Pernah Menunjuk Brigadir J Sebagai Kepala Rumah Tangga
Ia melanjutkan, Komisi III DPR juga telah melakukan rapat dengan Kapolda Sulawesi Tengah beserta jajaran dalam kunjungan tersebut. Menurut dia, dalam waktu dekat, Polda Sulteng akan mengumumkan hasil uji forensik dan balistik terkait peristiwa penembakan.
"Polda Sulteng akan menindak tegas oknum anggota Polri yang terbukti melanggar SOP, sehingga mengakibatkan korban meninggal," ujar Pangeran.
Sebelumnya diberitakan, Bid Propam Polda Sulteng memeriksa 14 polisi yang diduga terlibat dalam penembakan seorang demonstran. 13 pucuk senjata dari 14 polisi itu disita.