Kenali Penyebab Stres agar Tak Picu Ragam Penyakit

FTNews – Stres sulit pergi dari kehidupan manusia. Tekanan lingkungan bisa jadi membuat tingkat stres semakin parah jika seseorang tidak segera mencari solusinya. Beban pekerjaan, rumah tangga hingga konflik bisa memicu stres dalam kehidupan seseorang.

Melansir laman Hello Sehat dari Kementerian Kesehatan, stres adalah reaksi fisik dan emosional seseorang, ketika menghadapi suatu situasi yang menimbulkan tekanan. Dengan kata lain, stres merupakan cara tubuh kamu menanggapi jenis tuntutan, ancaman, atau tekanan apa pun.

Ketika merasa terancam, sistem saraf merespons dengan melepaskan aliran hormon adrenalin dan kortisol. Kedua hormon ini dapat memunculkan reaksi seperti jantung berdebar cepat, otot tubuh menegang, tekanan darah meningkat, dan bahkan napas jadi lebih cepat. Reaksi ini disebut “fight-or-flight” alias respons stres.

Meski terlihat wajar, stres ternyata punya dampak terhadap kesehatan mental dan fisik loh. Apalagi kalau stresnya berlangsung lama atau terus menerus.

Berikut dua jenis stres:

1. Stres akut

Stres akut adalah stres jangka pendek yang hilang dengan cepat. Anda akan merasakan kondisi ini ketika menghadapi situasi yang berbahaya. Misalnya menginjak rem kendaraan dengan kuat ketika akan menabrak sesuatu.

2. Stres kronis

Stres kronis merupakan stres yang berlangsung dalam jangka waktu panjang. Bisa berminggu-minggu atau berbulan-bulan. Contoh umumnya ialah stres dalam menjalani kehidupan rumah tangga yang tidak bahagia.

Ilustrasi seseorang sakit kepala. (Foto: Freepik)

Kelola Stres

Psikolog Linda Setiawati mengatakan stres adalah hal wajar dan bisa terjadi kapan pun. Penyebabnya pun beragam, mulai dari pekerjaan hingga urusan perasaan.

“Jadi stres itu kan perasaan ketika kita merasa, kita tidak mampu untuk menghadapi masalah yang ada. Untuk memenuhi tuntutan yang ada, untuk menghadapi kejadian-kejadian ini,” ungkap Linda dalam sebuah podcast media baru-baru ini.

BACA JUGA:   Choerry LOONA Absen di Tur Eropa "LOONATHEWORLD"

Menurutnya, tingkat stres pada setiap orang akan berbeda-beda bergantung kadar toleransi seseorang.

“Jadi seberapa seseorang tuh bisa mengelola kondisi emosinya dia, ketika berhadapan dengan hal-hal yang ada. Orang-orang mungkin stres toleransi itu tinggi, jadi misalnya kalau dikasih beban 10 kilo, dia masih kuat ngangkat gitu. Sendiri aja kuat ngangkat itu,” tuturnya.

Namun ada juga yang mungkin toleransinya rendah. Jika memiliki beban setara 10 kilo hanya bisa mengangkat 5 kilo. Artinya orang tersebut membutuhkan orang lain untuk mengangkat 5 kilo sisanya.

Stres yang tidak berkesudahan dan tidak mendapat solusi jelas berbahaya. Linda menyebut dampaknya pada kesehatan fisik seperti deg-degan, gelisah, sakit kepala, nyeri di dada, berkeringat berlebihan, hingga sakit.

Dari segi pikiran, kalau stres ada yang mengalami kesulitan fokus, mudah lupa, sampai kesulitan berpikir logis. Seseorang yang mengalami stres pun akan mudah marah, kewalahan dan gelisah.

Artikel Terkait