Kesedihan India, Jet Tejas Buatan Dalam Negeri Jatuh di Dubai
Sebuah jet tempur Tejas milik Angkatan Udara India jatuh pada hari pertunjukan di Dubai Air Show 2025, menewaskan piloting yang mengemudikannya.
Kecelakaan ini menjadi yang kedua untuk jenis pesawat ini, setelah insiden serupa di Rajasthan tahun lalu.
Baca Juga: India Tekor di Dubai Airshow, Armenia Batalkan Pembelian Jet Tempur Tejas Senilai Rp20 T
Angkatan Udara India menyatakan duka atas kehilangan tersebut dan telah memerintahkan penyelidikan resmi guna menelisik penyebab jatuhnya pesawat.
Menurut laporan media, Tejas jatuh sekitar pukul 14:10 waktu setempat saat menampilkan atraksi udara di hadapan para penonton.
Kejadian ini kembali membuka perbincangan tentang program pesawat tempur dalam negeri India, termasuk aspek biaya, rekayasa, dan risiko operasional.
Baca Juga: Jet Tempur Tejas India Jatuh saat Pertunjukan di Dubai Airshow, Pilot Tewas
Kelebihan Tejas Mk-1A: Murah dan Canggih
Jet tempur Tejas yang dioperasikan angkatan udara India. [X]
Biaya Produksi Lebih Efisien
Tejas Mk-1A adalah pesawat ringan generasi 4,5 yang dikembangkan dan diproduksi secara lokal oleh Hindustan Aeronautics Limited (HAL).
Dengan izin pembelian massal dari pemerintah India, biaya per unit secara relatif lebih rendah dibanding banyak jet tempur impor.
Teknologi Modern
Meskipun ekonomis, Tejas Mk-1A dilengkapi sistem canggih seperti radar AESA, kemampuan Beyond Visual Range (BVR) pada rudal, sistem peperangan elektronik (EW), dan dukungan refuelling udara.
Efisiensi Operasional
Karena dibuat lokal dan lebih ringan, Tejas dapat dioperasikan dengan biaya pemeliharaan yang lebih rendah dibanding jet yang jauh lebih berat atau berteknologi tinggi. Hal ini menjadi nilai tambah besar bagi Angkatan Udara negara berkembang.
Kekurangan Tejas
Keselamatan dan Catatan Kecelakaan
Insiden jatuhnya Tejas di Dubai merupakan pukulan besar terhadap kepercayaan publik dan militer. Semakin banyak kecelakaan dapat menciptakan pertanyaan tentang reliabilitas desain dan kesiapan operasional pesawat.
Keterbatasan Kinerja untuk Misi Berat
Sebagai pesawat ringan, Tejas mungkin kurang ideal untuk misi tempur berat atau jangka panjang jika dibandingkan dengan jet tempur berat yang punya daya angkut senjata besar atau persenjataan yang lebih kompleks.
Ketergantungan pada Produksi Lokal
Mengandalkan produksi dalam negeri memberikan keuntungan biaya, tetapi juga menempatkan beban pada rantai pasok lokal.
Gangguan produksi atau kendala manufaktur dapat berdampak pada kesiapan alutsista.
Sumber: The Economic Times