Konflik Tanah Adat di Adonara Barat, Polda NTT Kirim Personel Bantuan ke Polres Flores Timur
Daerah

Penyelesaian konflik tanah adat di Adonara Barat Flores Timur masih terus diupayakan. Di sisi lain, pihak kepolisian memperkuat kekuatan guna menjaga ketertiban dan menghindari terjadi eskalasi lebih lanjut. Terkait hal itu, sebanyak 96 personel Bantuan Kendali Operasi (BKO) dari Polda Nusa Tenggara Timur (NTT) ke Polres Flores Timur hari ini, Selasa (22/10/2024).
Sebagaimana diketahui, Senin (21/10/2024), sekitar pukul 05.30 WITA, insiden pembakaran rumah-rumah warga terjadi di Desa Bugalima, Kecamatan Adonara Barat, Kabupaten Flores Timur.
Dikutip dari keterangan Humas Polri, aksi ini dipicu oleh konflik berkepanjangan mengenai tanah adat yang sudah berlangsung sejak tahun 1970. Meskipun pernah dilakukan mediasi oleh Forkopimda Kabupaten Flores Timur pada 1990-an, kesepakatan mengenai batas tanah yang disengketakan belum tercapai. Terakhir, pada Juli 2024, setelah pengukuran oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN), ketidakpuasan masyarakat tetap ada.
Baca Juga: Sambut Hut ke-76 Bhayangkara, Polda NTT Gelar Lomba Mural
Untuk memperkuat penanganan konflik yang terjadi di wilayah Adonara Barat. Personel BKO tersebut terdiri dari anggota Brimob, Samapta, Reskrim, Humas, Dokkes, dan tim SDM yang berperan dalam trauma healing, serta tambahan personel dari Polres Sikka, Brimob Batalyon B Sikka, dan Polres Ende.
Kabid Humas Polda NTT, Kombes Pol. Ariasandy, menyatakan, pengerahan personel ini bertujuan untuk mendukung Polres Flores Timur dalam menjaga keamanan dan ketertiban di lokasi konflik.
"Hari ini, 96 personel BKO akan segera digeser ke Polres Flores Timur. Mereka akan berada di bawah kendali Kapolres Flores Timur untuk memastikan penanganan optimal di lapangan," ujar Kombes Ariasandy.
Baca Juga: Terungkap! 'Dosa' AKBP Fajar Eks Kapolres Ngada, Cabuli Bocah hingga Pakai Narkoba
Selain personel, Polda NTT juga mengirimkan kendaraan operasional khusus seperti mobil dapur lapangan, mobil water treatment, dan mobil watergen. Kendaraan ini diharapkan dapat membantu masyarakat yang terdampak, terutama dalam penyediaan air bersih dan kebutuhan pokok lainnya selama penanganan konflik.
Diharapkan kehadiran personel BKO ini, bersama dengan tim trauma healing, dapat mengembalikan situasi menjadi lebih kondusif dan membantu masyarakat yang terdampak secara fisik maupun mental. Pihak kepolisian, TNI, dan pemerintah daerah terus berkoordinasi untuk menjaga ketertiban dan menghindari eskalasi lebih lanjut.
Kombes Ariasandy juga mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan menyerahkan penyelesaian masalah kepada aparat yang bertugas. "Kami terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan tokoh masyarakat setempat. Masyarakat diminta tidak terprovokasi dan menjaga agar situasi tetap damai," pungkasnya.***