KPP 2025: Cara Mudah Punya Rumah dengan Bunga Murah 6 Persen
Pemerintah terus berupaya memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap hunian layak dan terjangkau.
Melalui program Kredit Program Perumahan (KPP), masyarakat kini dapat memiliki rumah dengan bunga rendah dan proses pengajuan yang lebih mudah.
Baca Juga: Program 3 Juta Rumah: Kepala Daerah yang tak Jalankan Sesuai Ketentuan Dapat Dicopot, Biaya BPHTB Nol Rupiah
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa pemerintah telah menyiapkan anggaran sebesar Rp130 triliun untuk program ini.
“Dari total dana tersebut, Rp113 triliun dialokasikan untuk sisi supply dan Rp17 triliun untuk sisi demand,” ujar Airlangga.
Airlangga menargetkan program ini mampu membangun sekitar 320 ribu unit rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah, sekaligus mempercepat pencapaian Program 3 Juta Rumah yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.
Baca Juga: Percepatan Pembangunan 3 Juta Rumah: Tito-Maruarar-Doddy Tandatangani SKB Rumah MBR
BTN Siap Jadi Penyalur Utama Kredit Perumahan
Menko, Airlangga Hartanto memberikan sambutan dalam acara akad massal. (Instagram)
Direktur Utama Bank Tabungan Negara (BTN), Nixon LP Napitupulu, menegaskan bahwa pihaknya siap menjadi penyalur terbesar KPP di Indonesia.
“Kami optimistis karena ditopang ekosistem pembiayaan perumahan yang solid serta basis data pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah yang lengkap di sektor properti,” kata Nixon.
Menurutnya, BTN memiliki jaringan luas dari hulu ke hilir, mencakup pengembang, kontraktor, hingga toko bangunan.
“Kami telah mengidentifikasi 2.878 pengembang, 5.442 kontraktor, dan 4.032 toko bangunan yang siap memanfaatkan KPP. Bahkan ada juga pedagang rumah yang bisa mengakses pembiayaan ini,” jelas Nixon.
Ia menambahkan, program KPP memiliki skema mirip dengan Kredit Usaha Rakyat (KUR), dengan bunga rendah, penjaminan, serta proses pengajuan yang sederhana.
Proses Mudah, Limit Besar, dan Bunga Rendah
Peluncuran kredit program perumahan akad massal 80 ribu unit rumah. (Instagram)
Nixon menjelaskan, program KPP terbagi menjadi dua segmen, yaitu sisi supply dan demand.
Untuk sisi supply, pengembang UMKM dapat mengajukan kredit hingga Rp5 miliar per debitur dan dapat diperpanjang hingga empat kali dengan total plafon Rp20 miliar.
Sementara untuk sisi demand, masyarakat yang ingin membeli, merenovasi, atau membangun rumah, ruko, hingga kos-kosan bisa mengajukan pinjaman hingga Rp500 juta.
“Dengan bunga hanya 6 persen, program ini diharapkan membantu masyarakat memiliki rumah layak sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Nixon.
Ia menambahkan, hingga akhir tahun ini BTN menargetkan penyaluran tahap awal KPP sebesar Rp2 triliun.
“Tahun depan kami akan mempercepat penyaluran agar para pengembang dapat membangun rumah lebih cepat dan memperluas akses hunian bagi masyarakat,” tutupnya.