Kritik Pemerintah, Awbimax Reborn Dihina 'Banci' oleh Eks DPRD, Begini Balasannya

Bima Yudho Saputro, atau yang akrab disapa Awbimax Reborn di TikTok, kembali menjadi sorotan publik. Ia menjadi target komentar kasar dari Sariyanti, mantan anggota DPRD Lampung Selatan periode 2019–2024.

Insiden ini berawal ketika Bima melontarkan kritik terhadap pemerintah, lalu ditanggapi Sariyanti dengan sebutan merendahkan.

Baca Juga: Hingga 2 September 2025 Fitur Live TikTok Belum Aktif, UMKM dan Kreator Ramai Mengeluh

Lewat akun Instagram @awbimax, Bima mengunggah tangkapan layar percakapan tersebut. Dalam unggahan itu, terlihat Sariyanti menanggapi diskusi dengan Putri Maya Rumanti, asisten pengacara kondang Hotman Paris Hutapea.

Ia menulis komentar bernada hinaan, menyebut Bima sebagai “banci” dan menuding aksinya tidak berarti.

Bima Balik Serang dengan Bongkar Kasus Lama

Bima (Instagram)

Baca Juga: KPK Luncurkan Akun TikTok, Ini Tujuannya

Tidak tinggal diam, Bima merespons dengan mengungkap kembali kasus lama yang pernah menyeret nama Sariyanti. Ia menyinggung perkara penipuan pada tahun 2020, di mana Sariyanti sempat ditetapkan sebagai tersangka.

Dalam tanggapannya, Bima menyebut Sariyanti bukan hanya mantan pejabat, tetapi juga “mantan penipu.” Ia menyindir kualitas sebagian pejabat Lampung yang menurutnya minim kinerja, namun aktif melontarkan komentar di media sosial.

Bima, yang saat ini tengah melanjutkan studi di Australia, menegaskan bahwa Lampung sulit berkembang jika dipimpin oleh sosok yang tidak berintegritas.

Perdebatan yang Berubah Jadi Serangan Personal

Bima (Instagram)

Fenomena ini memperlihatkan bagaimana kritik politik di era digital sering kali bergeser menjadi serangan personal. Alih-alih menanggapi substansi kritik, respons yang muncul justru berfokus pada pelecehan dan serangan karakter.

Kasus Bima dan Sariyanti juga menyoroti persoalan yang lebih besar: etika komunikasi di ruang digital. Media sosial seharusnya menjadi ruang diskusi sehat, namun kerap berubah menjadi arena saling menjatuhkan.

Akibatnya, esensi kritik terhadap kebijakan pemerintah sering tenggelam dalam drama personal.

Integritas Pejabat Jadi Sorotan Publik

Bima (Instagram)

Perseteruan ini mengingatkan publik pada pentingnya integritas dalam kepemimpinan, baik bagi pejabat aktif maupun mereka yang sudah tidak menjabat. Rekam jejak masa lalu tetap melekat pada citra seorang tokoh dan memengaruhi kepercayaan masyarakat.

Bagi Bima, kasus ini justru memperkuat relevansi kritik yang ia sampaikan. Jika kritik hanya dijawab dengan serangan pribadi, hal itu dapat menjadi bumerang bagi pihak yang menyerang, terutama bila latar belakangnya menyimpan catatan kasus hukum.

Dengan demikian, insiden ini bukan sekadar perseteruan di media sosial, melainkan cermin tentang akuntabilitas, etika komunikasi, serta pentingnya membangun budaya kritik yang sehat di Indonesia.