Kualifikasi Piala Dunia: Tempat Latihan Timnas Italia Disatroni Demonstran Minta Boikot Israel

Para demonstran pro-Palestina meminta pertandingan kualifikasi Piala Dunia Italia melawan Israel yang dijadwalkan 14 Oktober 2025 mendatang dibatalkan karena perang di Gaza.
Permintaan itu disuarakan para demonstran pro-Palestina saat Italia tengah berlatih persiapan pertandingan lawan Israel di Udine. Mereka yang jumlahnya sangat banyak bergerak mendatangi tempat Latihan itu sambil membawa spanduk dan serukan boikot di gerbang pusat pelatihan Timnas Italia, Jumat.
Para demonstran pro-Palestina mendekati gerbang pusat latihan tim sepak bola Italia pada hari Jumat untuk menuntut pembatalan kualifikasi Piala Dunia mendatang melawan Israel karena perang di Gaza.
Baca Juga: Hadapi Australia di Kualifikasi Piala Dunia, Timnas Indonesia Bertolak ke Sydney pada 16 Maret 2025
Protes tersebut merupakan bagian dari aksi mogok nasional yang merupakan reaksi terhadap pencegatan armada bantuan oleh pasukan Israel.
Demonstran pro-Palestina menyatroni tempat latihan Timnas Italia yang tengah latihan persiapan menghadapi Israel di babak kualifikasi Piala Dunia 14 Oktober mendatang/Foto: tangkap layar YouTube CNN-News18
Para demonstran tampak berperilaku damai di seberang jalan dari kompleks sepak bola, sambil mengangkat tinggi-tinggi spanduk bertuliskan dalam bahasa Italia, "Mari kita hentikan Zionisme dengan perlawanan." Seorang pemimpin protes meraih mikrofon dan berteriak, "Bagaimana mungkin kalian masih mengizinkan Israel, negara Zionis dan kriminal, bermain sepak bola?"
Baca Juga: Libas Vietnam, Erick Thohir Apresiasi Mental Timnas Garuda
Protes telah Berlangsung di Seluruh Italia Sejak Rabu Malam
Puluhan protes telah meletus di seluruh Italia sejak Rabu malam, setelah angkatan laut Israel mencegat Armada Sumud Global dan menahan para aktivisnya, dilansir Al Jazeera.
Pada hari Jumat, para pekerja dan mahasiswa turun ke jalan setelah serikat pekerja terbesar di negara itu menyerukan pemogokan umum satu hari sebagai bentuk solidaritas dengan Palestina dan armada tersebut.
Ratusan kereta api dibatalkan atau ditunda, begitu pula beberapa penerbangan domestik, dan banyak sekolah swasta dan negeri ditutup.
Asosiasi Pelatih Sepakbola Italia Serukan Israel Diskors
Asosiasi Pelatih Sepakbola Italia (AIAC) pada bulan Agustus mendesak agar Israel diskors dari kompetisi internasional karena perangnya di Gaza.
'Larang sepak bola Israel': Para cendekiawan desak UEFA untuk melarang Israel atas kengerian di Gaza
Dalam sebuah surat, para ahli hukum menggarisbawahi pembunuhan para pesepak bola Palestina dan temuan panel PBB bahwa Israel melakukan genosida. Lebih dari 30 pakar hukum telah mendesak Uni Asosiasi Sepak Bola Eropa (UEFA) untuk melarang Israel dan klub-klubnya dari kompetisi terkait kekejaman di Gaza.
Surat tersebut, yang ditujukan kepada presiden UEFA Aleksander Ceferin pada hari Kamis, menyatakan bahwa pelarangan terhadap Israel adalah "keharusan", mengutip laporan dari penyelidik Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mengonfirmasi bahwa Israel melakukan genosida terhadap warga Palestina.
Surat tersebut mendesak badan sepak bola dan anggotanya untuk "memenuhi kewajiban hukum dan moral mereka untuk menegakkan hukum internasional, dan melanjutkan pelarangan segera dan menyeluruh terhadap sepak bola Israel".
421 Pesepak bola Palestina Tewas Sejak 2023
Surat tersebut menyoroti kerusakan yang ditimbulkan Israel terhadap olahraga di Gaza. Setidaknya 421 pesepak bola Palestina telah tewas sejak Israel memulai serangan militernya pada Oktober 2023, dan surat tersebut menjelaskan bahwa kampanye pengeboman Israel "secara sistematis menghancurkan infrastruktur sepakbola Gaza".
"Tindakan-tindakan ini telah menghancurkan seluruh generasi atlet, mengikis struktur olahraga Palestina," bunyi surat tersebut.
Foto: tangkap layar YouTube CNN-News18
“Kegagalan Asosiasi Sepak Bola Israel (IFA) untuk menantang pelanggaran-pelanggaran ini melibatkannya dalam sistem penindasan ini, yang membuat partisipasinya dalam kompetisi UEFA tidak dapat dipertahankan.”
UEFA tak Boleh Terlibat
Para penandatangan surat tersebut antara lain Elisa von Joeden-Forgey, direktur eksekutif Lemkin Institute for Genocide Prevention, serta beberapa mantan pakar dan akademisi PBB di bidang hukum internasional.
“UEFA tidak boleh terlibat dalam pencucian olahraga atas pelanggaran hukum internasional yang mencolok tersebut, termasuk tetapi tidak terbatas pada tindakan genosida,” demikian pernyataan tersebut.
Hal ini muncul di tengah meningkatnya kemarahan internasional atas serangan brutal Israel di Gaza, di mana militer Israel telah menewaskan lebih dari 66.000 orang dan menghancurkan sebagian besar wilayah kantong tersebut.***
Sumber: Al Jazeera, sumber lain