Langit Hijau Setelah Cuaca Ekstrem di Dubai, Apa Penyebabnya?
Teknologi

FTNews - Masyarakat Dubai, Uni Emirat Arab (UEA) menyaksikan peristiwa aneh ketika langit di kotanya berubah menjadi hijau. Fenomena ini muncul setelah banjir melanda pada Selasa lalu. Para ahli menyebut kondisi ini akibat badai petir.
Penduduk yang melihat fenomena ini merasa takjub. Beberapa wilayah, seperti dikutip Express.co.uk, menyebut langit terlihat gelap pada siang hari. Kondisi ini merupakan kejadian langka akibat cuaca buruk yang melanda daerah tersebut.
"Saya biasanya tidak memposting di media sosial, tapi langit berubah menjadi hijau hari ini dan rasanya sangat menakutkan dan mengintimidasi seperti di fiksi ilmiah," tulis warga Dubai dalam sosial media X.
Baca Juga: Hati-hati! Virus Brokewell Bisa Kuras Rekening
Apa Penyebab Langit Hijau di Dubai?
Para ahli meteorologi masih menyusun studi untuk menjelaskan penyebab fenomena ini. Sejumlah ahli menyebut langit hijau disebabkan oleh badai petir. Sayangnya, tidak ada satupun penelitian yang menunjukkan bahwa tornado atau hujan es menghasilkan langit hijau.
Dalam sebuah studi yang dilakukan Penn State University pada 1993 menyebut, badai petir yang kuat harus disertai curah hujan tinggi dan posisi matahari untuk mengubah langit menjadi hijau.
Baca Juga: Bocah Temukan Bebek Karet di Pantai, Bukti Kejahatan Lingkungan
Penulis studi tersebut, Dr. Craig Bohren dan Dr. Alistair Fraser menawarkan dua teori penyebab langit menjadi hijau, mengutip Weather. Bohren mengatakan sinar matahari di balik badai petir dihamburkan dan dilemahkan oleh hujan dan/atau hujan es, sehingga menghasilkan warna kebiruan.
dubai Kondisi langit Dubai setelah cuaca ekstrem. Foto: X @Angryman_J
Sementara, Fraser berpendapat bahwa sinar matahari sebelum badai adalah penyebabnya. Matahari, kata Fraser, menyinari badai petir dengan kombinasi sinar matahari tersebar ketika udara cerah dapat menghasilkan langit biru.
“Dan warna merah/oranye/kuning dari Matahari yang berada di bawah cakrawala dapat menghasilkan langit kehijauan," ujar Fraser.
Tiga tahun kemudian, Dr. Frank Gallagher di University of Oklahoma bersama Bohren menganalisis data dari fotospektrometer warna. Hasilnya, penyerapan sinar Matahari dari Matahari terbenam atau terbit oleh hujan dan hujan es dapat menghasilkan warna hijau.
"Hujan es tidak mungkin menghasilkan langit hijau, namun ukuran tetesannya menentukan warna hijau yang tepat. Yakni, tetesan air yang lebih kecil menghasilkan langit biru-hijau atau kuning-hijau," ujarnya.