Mobile Ad
Rakernas PDI Perjuangan Hadirkan Api Abadi Mrapen

Jumat, 24 Mei 2024

FTNews – Rapat kerja nasional (Rakernas) V PDI Perjuangan berlangsung 24-26 Mei 2024 di Ancol, Jakata Utara. Rupanya Api Abadi Mrapen juga ikut hadir dalam acara ini untuk menyalakan obor sebagai simbol semangat.

Api Abadi Mrapen, Grobogan, Jawa Tengah ini merupakan satu dari beberapa api abadi di Indonesia yang tak pernah padam. Sejumlah acara atau event pun kerap menggunakannya. Salah satunya pada Waisak 2024.

Ketua Steering Committee, Djarot Saiful Hidayat, obor tersebut dibawa lari oleh para kader PDI Perjuangan, bersama atlet maraton nasional dan daerah. Mereka akan menempuh perjalanan sepanjang 526 kilometer melalui 20 kabupaten/kota sebelum tiba di Jakarta pada 23 Mei 2024.

Api Abadi Mrapen, yang juga sering digunakan dalam Pekan Olahraga Nasional (PON), menjadi simbol semangat PDI Perjuangan dalam konsolidasi partai dan pemenangan Pemilukada Serentak pada 27 November 2024.

"Api perjuangan nan tak kunjung padam tersebut nantinya akan ditempatkan di area Rakernas. Menjadi api semangat di dalam melakukan konsolidasi partai," kata Djarot baru-baru ini.

Melansir Gesuri, Djarot menekankan pentingnya belajar dari dunia olahraga. Di mana ketaatan terhadap aturan dan sportivitas merupakan kunci utama.

"Dalam dunia olahraga, kecurangan sangatlah dilarang," tegasnya.

Sikap Partai


Rakernas V PDI Perjuangan akan mengangkat tema "Satyam Eva Jayate, Kebenaran Pasti Menang", dengan sub tema "Kekuatan Persatuan Rakyat, Jalan Kebenaran Yang Berjaya".

Dalam rakernas ini, PDI Perjuangan akan memutuskan sikap dan posisinya terhadap pemerintahan Presiden terpilih Prabowo Subianto.

Selain itu membahas berbagai program kerakyatan dan  koordinasi kekuatan partai menyongsong Pilkada 2024.

Api Abadi Mrapen di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Foto: Kemenpora

Asal-Usul Api Abadi Mrapen


Api abadi Mrapen ini memiliki asal-usul menarik. Mengutip situs resmi Bidang Pembinaan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah menyebut kisahnya berawal dari runtuhnya Kerajaan Majapahit pada tahun 1524. Hal tersebut membuat kerajaan Demak menjadi penguasa tunggal kerajaan Islam di Jawa.

Raden Patah selaku Raja Kerajaan Demak saat itu ingin menjadikan Kota Demak sebagai pusat pemerintahan. Pusat perdagangan, dan penyebaran agama Islam ke seluruh Jawa. Maka dari itu sebagai lambang negara Islam dibangunlah sebuah Masjid Agung di Demak.

Pembangunan Masjid Agung Demak menggunakan serambi yang sebelumnya merupakan pendapa Majapahit. Pendapa Majapahit diboyong ke Demak oleh pasukan yang Sunan Kalijaga pimpin.

Dalam perjalanan membawa pendapa Majapahit, pasukan merasa kelelahan dan beristirahat ketika sampai di Mrapen. Namun karena tidak ada air minum di lokasi istirahat tersebut, Sunan Kalijaga kemudian bersemedi dan memohon kepada Tuhan agar dapat memberi pasukannya air.

Setelah bersemedi, Sunan Kalijaga menancapkan tongkatnya ke tanah dan kemudian ia cabut. Namun ketika Sunan Kalijaga cabut bukan air yang muncul tetapi justru muncul api yang tidak dapat padam. Tempat munculnya api itulah yang hingga kini menjadi lokasi Api Abadi Mrapen.

Kini lokasi ini menjadi salah satu tujuan wisata menarik di Jawa Tengah.

Topik Terkait:

Advertisement

Advertisement