Mobile Ad
Sejauh Apa Transisi Energi di Indonesia?

Jumat, 24 Mei 2024

FTNews - Transisi energi merupakan salah satu upaya Indonesia dalam membantu menyelamatkan bumi dari pemanasan global yang tidak kunjung mereda. Dalam upaya ini, Indonesia mengejar Net Zero Emission (NZE) yang sesuai dengan kesepakatan dunia dalam Paris Agreement 2016 silam.

Pada tahun 2022, Potsdam Institute for Climate Impact (PIK) mencatat sektor energi Indonesia telah menghasilkan emisi 786 metric ton CO2e (MTCO2e). Angka tersebut menguasai 68 persen dari total emisi yang Indonesia hasilkan.

Oleh sebab itu, seluruh energi yang menggunakan tenaga fosil, akan beralih ke energi baru terbarukan (EBT). Melalui Enhanced Nationally Determined Contribution (e-NDC) dan membuat Peta Jalan NZE sektor energi, transisi tersebut akan berlangsung.

“Kami telah menyampaikan dokumen e-NDC yang akan semakin mengurangi emisi dari 29 persen ke 32 persen pada 2030. Kami juga telah membangun peta jalan NZE pada sektor energi yang akan dicapai pada 2060 atau lebih cepat melalui transisi energi bersih,” ujar Menteri ESDM, Arifin Tasrif pada 9th Virtual Meeting Energy Transition Council (ETC) Ministerial, Rabu (22/5).

Selain itu, pemerintah juga tengah menyiapkan Second NDC. Dalam dokumen tersebut, akan memutakhirkan kerangka transparansi yang mencakup Sistem Registri Nasional dan MRV (measurement, reporting, and verification). Tidak hanya komitmen mitigasi, namun Indonesia juga akan memperkuat komitmen adaptasi perubahan iklim berdasarkan pelaksanaan Enhaced NDC.

Tantangan dalam Transisi Energi Indonesia


Ilustrasi pembangkit listrik. Foto: canva

Menteri ESDM Arifin menyampaikan bahwa Indonesia sangat yakin akan mencapai target NZE di tahun 2060 nanti. Namun, ia juga menjelaskan bahwa untuk menuju hal tersebut tidaklah semudah membalikan telapak tangan.

Masih banyak berbagai tantangan yang harus Indonesia hadapi. Seperti potensi sumber energi terbarukan yang berlimpah, namun tersebar di berbagai titik di seluruh daerah Indonesia yang jauh dari demand utama.

"Maka dari itu, kita perlu mengembangkan infrastruktur interkoneksi melalui jaringan listrik dan pipa gas untuk mendukung integrasi energi regional dan pembangunan ekonomi. Indonesia akan mengembangkan Super Grid untuk untuk mendukung pengembangan energi terbarukan,” jelas mantan Direktur Utama PT Pupuk Indonesia tersebut.

Selain itu, Indonesia juga akan menyelesaikan kesenjangan antara produsen dan konsumen serta intermiten energi terbarukan. Pemerintah juga akan membangun pipa gas dari Sumatera ke Jawa untuk memanfaatkan sepenuhnya sumber daya gas yang Indonesia miliki.

Ia juga berpendapat bahwa perlunya percepatan dan permudahan dalam perkembangan teknologi dalam skala industri. Agar, dapat memaksimalkan pemanfaatan energi terbarukan.

Serta, dukungan finansial sangatlah penting untuk mencapai transisi energi bersih di Indonesia. Terutama, sektor-sektor yang kurang menarik bagi sektor swasta, seperti penghentian penggunaan batubara serta modernisasi dan perluasan jaringan listrik.

Topik Terkait:

Advertisement

Advertisement