Mobile Ad
Survei : 69,9 Persen Responden Mahasiswa, Debat Terbuka Jadi Alasan Pilih Capres

Jumat, 02 Feb 2024

FTNews - Minggu (4/2) akan menjadi debat terakhir dalam rangkaian debat Pemilu Presiden (Pilpres) 2024. Debat pamungkas capres ini akan sangat memengaruhi pilihan terutama di kalangan anak muda dan mahasiswa.

Survei Praxis terbaru memastikan hal itu. Survei yang lembaga ini lakukan pada 1-8 Januari 2024 terhadap 1.001 responden mahasiswa memperlihatkan data menarik.

Mahasiswa responden yang berusia 16-25 tahun dari 34 provinsi di Indonesia hampir 69,93 persennya menyatakan debat terbuka jadi kampanye paling memengaruhi hak pilih mereka.

Survei dengan teknik non probability sampling ini juga menyuguhkan data menarik lainnya. Di bawah debat terbuka, seminar dan edukasi 44,16 persen pengaruhi pilihan.

Kemudian kampanye terbuka 43,06 persen, kampanye kreatif 40,86 persen. Sedangkan endorsement politik hanya 6,69 persen.

Mahasiswa memilih berdasarkan rasionalitas. Foto: Univ Prasetiya Mulya

Rasionalitas Mahasiswa


Pengamat politik Universitas Al Azhar Ujang Komarudin menilai, mahasiswa sangat rasional.

"Kalau yang disurvei mahasiswa, kan mahasiswa sangat rasional. Jadi basisnya rasionalitas argumen pada substansi perdebatan berkualitas," katanya di Jakarta, Jumat (2/2).

Tidak aneh lanjutnya, jika hasil debat akan memengaruhi rasionalitas dan preferensi pilihan mahasiswa.

"Yang debatnya bagus akan dipilih. Kalau tidak ya tidak dipilih," imbuhnya.

Pendukung Prabowo-Gibran. Foto: FTNews/Nadya Nur Aulia

Tuntutan Pemimpin Masa Depan


Dalam survei berbeda, Populix juga mencari tahu tentang apa saja harapan dan tuntutan bagi pemimpin masa depan.

Gen Z dan milenial punya tuntutan khusus bagi siapapun pemimpin Indonesia di masa depan. Artinya pasangan calon (paslon) calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) harus bisa menjawab tantangan itu.

Dari hasil survei Populix secara daring terhadap 1.000 responden gen z dan milenial di beberapa kota besar di Indonesia terungkap delapan tuntutan dan harapan itu.

Survei yang berlangsung 31 Agustus-12 September 2023 ini mereka lakukan di Jabodetabek, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan dan Makassar.

Generasi Z (>17-26 tahun) yang mendominasi sebagai pemilih pertama berharap tinggi pada calon pemimpin. Menurut mereka pemimpin yang ideal sosok yang netral, prorakyat dan mampu menjadi perintis terobosan baru.

Sementara itu generasi milenial (27-39 tahun) cenderung lebih pragmatis dan skeptis. Mereka akan lebih dulu memeriksa rekam jejak para kandidat dan menganalisis dampak pemilu sebelumnya terhadap tanah air.

Meski begitu, mayoritas responden punya tuntutan teratas yakni pemberantasan korupsi 33 persen.

Selanjutnya menaikkan kualitas hidup 21 persen, lapangan kerja 19 persen, standar pendidikan 12 persen, layanan kesehatan 5 persen. Lalu infrastruktur 4 persen, lingkungan 4 persen dan kolaborasi internasional 2 persen.

Topik Terkait:

Advertisement

Advertisement