Legislator Amerika Serikat Curigai TikTok Alat Manipulasi Politik China

Belakangan diberbagai media sosial tengah dihebohkan oleh kabar yang menyebut bahwa platform media sosial TikTok akan dibanned di Amerika Serikat (AS).

ByteDance, adu argumen selama dua setengah jam di depan Mahkamah Agung AS dengan para legislator AS, pada Jumat, 10 Januari 2025.

Baca Juga: Tak Tinggal Diam, TikTok Bela Dirinya di Pengadilan AS

Dalam sidang tersebut, legislator AS meminta TikTok dibanned atau diblokir di negara tersebut jika tidak bersedia melakukan divestasi.

Larangan TikTok di Amerika Serikat (net)

Terkait hal tersebut, sekiranya ada 170 juta pengguna TikTok di Amerika Serikat akan bergantung dengan keputusan Donald Trump.

Baca Juga: Donald Trump Menang, 10 Orang Kaya Dunia Banjir Keuntungan

Sehari setelah TikTok dibanned tepatnya pada 20 Januari 2025, Presiden Terpilih Donald Trump dijadwalkan akan dilantik.

Ilustrasi TikTok (net)

USA Today melaporkan, terkait kasus ini, pada akhir Desember lalu, Trump mendesak pengadilan menunda tenggat waktu 19 Januari 2025 untuk memberikan pemerintahannya yang akan datang.

“Kesempatan untuk mengejar resolusi politik atas pertanyaan-pertanyaan yang dipermasalahkan dalam kasus ini.” tulis USA Today yang dikutip FTnews.

Penyebab TikTok dibanned di AS berkaitan dengan kongres AS yang meloloskan undang-undang pemblokiran TikTok pada bulan April.

Pengesahan undang-undang tersebut dilakukan dengan dukungan dari Partai Demokrat dan Partai Republik.

Kekhawatiran para legislator AS itu muncul ada dugaan kuat bahwa China akan menyebarkan propaganda melalui aplikasi tersebut.

TikTok dianggap legislator AS dapat digunakan oleh China sebagai alat untuk memata-matai dan manipulasi politik.

Atas tuduhan tersebut, TikTok telah berulang kali membantah adanya potensi pengaruh dari Partai Komunis Tiongkok.