Demi Miliki Anak, Luna Maya Lakukan 'Egg Freezing' Berikut Harga dan Resikonya

Hari ini, Rabu (7/5), Luna Maya akan dipersunting oleh Maxime Bouttier dalam prosesi pernikahan yang digelar di Ubud, Bali.

Meski memiliki perbedaan usia, pernikahan keduanya sangat dinantikan oleh para penggemar.

Sebelumnya, Luna Maya sempat menjalani prosedur egg freezing atau pembekuan sel telur. Prosedur ini cukup umum dilakukan artis luar negeri, namun masih dianggap tidak lazim di kalangan masyarakat Indonesia.

Baca Juga: Ada Peran Istimewa Asri Welas di Pernikahan Luna Maya dan Maxime Bouttier

Luna Maya lakukan egg freezing (Instagram)

Pilihan Luna ini kembali menjadi sorotan netizen dan dinilai sebagai langkah yang bijak, mengingat usianya yang kini 41 tahun.

Tindakan tersebut ternyata telah ia lakukan sejak tahun 2021, demi menjaga peluangnya untuk menjadi seorang ibu di masa depan.

“Sudah tahu ini sejak empat atau lima tahun lalu. Baru benar-benar mau ngelakuin itu 2017 akhir menuju 2018. Tapi karena sibuk, oke (diundur) ke 2019,” ujar Luna Maya melalui kanal YouTube pribadinya.

Baca Juga: Luna Maya Menikah Hari Ini, Raffi Ahmad Beri Ucapan Selamat Penuh Haru

Padatnya jadwal membuat Luna baru bisa mewujudkan rencana itu pada tahun 2021.

Meskipun kala itu ia belum mengenal Maxime Bouttier, keputusannya dianggap visioner, karena memahami bahwa kualitas dan kuantitas sel telur wanita menurun seiring bertambahnya usia.

“Perempuan itu, setiap bertambahnya umur, sel telur yang dihasilkan selalu berkurang. Dia akan berhenti tidak menghasilkan sel terus sampai akhirnya menopause,” kata Luna Maya.

Di Indonesia sendiri, kini sudah banyak klinik atau rumah sakit yang melayani prosedur egg freezing.

Lalu, berapa biaya yang dibutuhkan?

Ilustrasi dokter (Pixabay)

Mengutip Halodoc.com, biaya pembekuan sel telur di Indonesia bervariasi tergantung fasilitas dan lokasi. Namun, secara umum, prosedur ini membutuhkan biaya yang cukup besar.

Harga terendah diperkirakan mulai dari Rp44 juta—dan angka ini belum termasuk biaya penyimpanan sel telur yang dikenakan secara bulanan.

Untuk penyimpanan, pasien perlu membayar sekitar Rp300.000 per bulan.

Risiko dan Efek Samping

Ilustrasi dokter (Pixabay)

Selama menjalani prosedur ini, pasien dapat merasakan ketidaknyamanan, terutama selama proses injeksi hormon dan setelah pengambilan sel telur.

Terdapat risiko terjadinya sindrom hiperstimulasi ovarium, yaitu kondisi saat ovarium membesar, terjadi kebocoran cairan ke rongga perut, hingga gangguan elektrolit.

Wanita berusia di bawah 35 tahun berisiko lebih tinggi mengalami efek samping, terutama jika memiliki kondisi tertentu seperti sindrom polikistik ovarium (PCOS) atau indeks massa tubuh (BMI) rendah.

Prosedur ini juga dapat memicu peningkatan stres, diperparah oleh penggunaan obat hormon. Selain itu, pasien bisa mengalami iritasi kulit di area injeksi.