Media Israel Sebut Indonesia Berunding dengan Israel, Menteri Yusril: Tidak Ada Pertemuan Seperti Itu!
Nasional

Media Israel kembali berulah. Entah dari mana asal-usulnya, media Israel ‘Ynet’ mengungkapkan bahwa telah terjadi perundingan rahasia antara Indonesia dan Israel pada 2024 lalu.
Menteri Koordinator Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Imigrasi dan Pemasyarakatan (Menko Kumham Imipas) Yusril Ihza Mahendra membantah pemberitaan media Israel, Ynet yang mengungkap telah terjadi perundingan rahasia antara Indonesia dan Israel pada 2024.
"Pertemuan seperti itu tidak pernah ada," kata Yusril Ihza Mahendra melalui keterangan resmi di Jakarta, dilansir InfoPublik.
Istilah Normalisasi tidak Benar Indonesia Sejak Awal tak Miliki Hubungan Diplomatik!
Menko Kumham Imipas) Yusril Ihza Mahendra /Foto: Instagram Yusril
Perundingan itu menyangkut "menormalisasi" hubungan kedua negara sebagai imbal balik atas dukungan Israel terhadap pencalonan Indonesia sebagai anggota Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD).
Menko Yusril menegaskan, istilah yang dipakai media Israel mengenai "normalisasi" hubungan antara Indonesia dan Israel tidak benar. Pasalnya, Indonesia memang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel sejak awal.
Soal Pencalonan Indonesia di OECD
Yusril menyatakan, Israel memang pernah menyampaikan wacana dukungan terhadap pencalonan Indonesia di OECD dengan syarat dibukanya hubungan diplomatik. "Permintaan tersebut telah kami tolak," tegas Yusril.
Menurut Menko Kumham Imipas, dalam keanggotaan organisasi internasional, termasuk PBB, tidak pernah disyaratkan adanya hubungan diplomatik dengan seluruh negara anggota lainnya.
"Saya sendiri hadir dalam Sidang OECD di Paris pada akhir Maret 2025 dan menyampaikan pidato bersama Presiden Guatemala. Tidak ada isu seperti yang diberitakan media Israel tersebut dibahas dalam sidang tersebut," ucap Guru Besar Hukum Tata Negara tersebut.
Indonesia Konsisten Dorong Israel Akui Kedaulatan Palestina
Presiden Prabowo/Foto: tangkap layar
Sebelumnya, Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menyerukan agar Israel mengakui kedaulatan Negara Palestina. Hal itu disampaikan dalam keterangan pers bersama Presiden Republik Prancis, Emmanuel Macron, di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (28/5/2025).
“Indonesia telah menyampaikan bahwa begitu Negara Palestina diakui oleh Israel, maka Indonesia siap mengakui Israel dan membuka hubungan diplomatik. Kami juga menyatakan kesiapan Indonesia untuk menyumbang pasukan perdamaian di kawasan tersebut,” ujar Presiden Prabowo, dikutip dari keterangan pers BPMI Setpres.
Foto: YouTube On Demand News
Presiden Prabowo menegaskan bahwa solusi dua negara (two-state solution) adalah satu-satunya jalan menuju perdamaian yang adil dan berkelanjutan di kawasan Timur Tengah. Untuk itu, Indonesia mendukung rencana penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) yang digagas oleh Prancis dan Arab Saudi pada bulan Juni mendatang.
Namun, Presiden Prabowo juga menekankan bahwa pengakuan terhadap Palestina tidak berarti mengabaikan hak-hak Israel sebagai negara berdaulat. “Saya tegaskan bahwa kita juga harus mengakui dan menjamin hak Israel untuk berdiri sebagai negara yang berdaulat dan dijamin keamanannya,” lanjutnya.***