Sosial Budaya

Mengapa Bencana Terjadi? Ini 4 Hikmah yang Diajarkan Islam

14 Desember 2025 | 09:25 WIB
Mengapa Bencana Terjadi? Ini 4 Hikmah yang Diajarkan Islam
Ilustrasi bencana banjir dan longsor. [ftnews-copilot]

Ketika melihat orang lain tertimpa musibah, Islam mengajarkan seorang mukmin untuk memuji Allah karena telah menyelamatkannya dari ujian tersebut.

Syukur seperti ini bukan untuk merendahkan orang yang terkena musibah, melainkan sebagai bentuk pengakuan bahwa keselamatan adalah semata-mata karunia dari Allah SWT, bukan karena kekuatan atau kemampuan kita.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan dalam Sunan Tirmidzi bahwa siapa yang melihat orang lain tertimpa musibah lalu memuji Allah karena ia diselamatkan, maka Allah akan menjaganya dari musibah tersebut. Aisyah radhiyallahu ‘anha juga meriwayatkan bahwa Rasulullah selalu memuji Allah dalam keadaan apa pun baik yang disukai maupun yang tidak disukai.

3. Rasa Takut kepada Allah, Murka-Nya, dan Azab-Nya

Setiap bencana yang terjadi sejatinya adalah peringatan agar manusia tidak merasa aman dari murka Allah SWT.

Rasa takut yang benar (khauf) adalah sifat mulia yang membuat seorang mukmin menjaga diri dari dosa, berhati-hati dalam perbuatan, serta menyadari betapa besarnya kekuasaan Allah atas alam semesta.

Allah menegaskan dalam ayat-ayat seperti Q.S Al-Isra: 59, Al-A’raf: 97–98, dan Al-Mulk: 16–18 bahwa berbagai bencana dan kejadian menakutkan adalah peringatan bagi manusia agar mereka tidak lalai.

4. Bertobat dan memohon ampunan

Ilustrasi Muslimah Berdoa. (Ftnews-Copilot)Ilustrasi Muslimah Berdoa. (Ftnews-Copilot)Musibah sering kali hadir sebagai pengingat bahwa dosa-dosa manusia memiliki konsekuensi.

Namun dalam waktu yang sama, Allah membuka pintu rahmat-Nya dan mengajak manusia untuk kembali bertaubat. Tobat merupakan jalan terbesar untuk menghilangkan sebab-sebab yang mendatangkan murka Allah dan membuka pertolongan-Nya.

Allah menegaskan dalam QS Asy-Syura: 30 bahwa musibah terjadi akibat perbuatan tangan manusia, namun Allah juga memaafkan banyak dari kesalahan tersebut.

وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ

“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).”

Dalam QS Al-Anfal: 33, Allah menjelaskan bahwa suatu kaum tidak akan diazab selama mereka tetap memohon ampun kepada-Nya.

وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنْتَ فِيهِمْ ۚ وَمَا كَانَ اللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ

“Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun.”

Ulama seperti Qatadah, Ibnu Mas’ud, dan Ibnul Qayyim menyatakan bahwa guncangan bumi dan peristiwa besar lainnya adalah ajakan agar manusia bertobat dan meninggalkan dosa.

Dengan memahami hikmah-hikmah ini, seorang mukmin tidak hanya melihat bencana sebagai ketakutan, tetapi sebagai momentum untuk mendekat kepada Allah.

1 2 Tampilkan Semua
Tag islam bencana bencana sumatera