Mengapa Bencana Terjadi? Ini 4 Hikmah yang Diajarkan Islam
Bagi seorang Muslim, musibah tidak dipandang semata-mata sebagai peristiwa alam biasa, melainkan sebagai tanda kebesaran Allah SWT. Setiap kejadian diyakini mengandung hikmah dan menjadi peringatan agar manusia kembali mengingat serta mendekatkan diri kepada-Nya.
Peristiwa-peristiwa tersebut juga mengingatkan bahwa tidak ada sesuatu pun yang terjadi secara kebetulan di dunia ini. Segala yang terjadi merupakan bagian dari kehendak Allah SWT dan menjadi pelajaran bagi manusia untuk selalu bersyukur, bersabar, dan memperbaiki diri.
Baca Juga: Hukum Jual Beli Barang Ilegal dalam Islam, Berikut Contoh dan Dalil Lengkap
Segala yang terjadi di alam semesta telah diatur oleh Allah SWT sesuai dengan hikmah dan kehendak-Nya. Karena itu, keyakinan pertama yang harus ditanamkan adalah bahwa setiap kejadian berada dalam genggaman kekuasaan Allah.
Hal ini sebagaimana firman-Nya:
وَعِنْدَهٗ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَآ اِلَّا هُوَۗ
Baca Juga: Gen Z Mau Menikah? Pahami Urutan Wali Nikah Berikut bagi Pengantin Perempuan
“Kunci-kunci semua yang gaib ada pada-Nya; tidak ada yang mengetahuinya selain Dia.” (QS Al-An‘am: 59)
Ayat ini menegaskan bahwa segala sesuatu, baik yang tampak maupun yang tersembunyi, berada dalam genggaman Allah SWT. Karena itu, seorang mukmin harus meyakini bahwa setiap musibah mengandung hikmah besar yang Allah kehendaki demi kebaikan hamba-hamba-Nya.
Ketika terjadinya gempa bumi, banjir, atau bencana besar lainnya, kita perlu memahami bahwa semua itu merupakan peringatan lembut dari Allah agar kita kembali memperbaiki diri.
Dikutip situs MUI, musibah menjadi panggilan untuk memperbanyak istighfar, menata hati, dan meningkatkan ketakwaan. Dari sinilah kita mulai mengambil hikmah serta kewajiban yang harus dilakukan, di antaranya adalah:
1. Memohon dan berdoa kepada Allah SWT
Ilustrasi Berdoa Seorang Muslimah. [Copilot Ftnews]Pada saat musibah datang baik gempa, banjir, maupun bencana lainnya, seorang mukmin seharusnya semakin mendekat kepada Allah, bukan semakin jauh.
Musibah adalah momen untuk melembutkan hati, menyadarkan diri, dan kembali kepada-Nya dengan penuh ketundukan. Namun seringkali manusia lalai; bencana datang, tetapi hati tetap keras dan tidak kembali kepada Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT:
أَفَلَا إِذْ جَاءَهُمْ بَأْسُنَا تَضَرَّعُوا وَلٰكِنْ قَسَتْ قُلُوْبُهُمْ وَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطٰنُ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ
“Namun mengapa mereka tidak tunduk merendahkan diri ketika siksaan Kami datang menimpa mereka? Bahkan hati mereka telah menjadi keras, dan setan menjadikan indah apa yang selalu mereka kerjakan.” (QS Al-An’am: 43)
2. Bersyukur atas keselamatan yang Allah berikan