Ekonomi Bisnis

Mengapa Ekonomi di Era SBY Lebih Tumbuh? Ini Kritik Purbaya Yudhi Sadewa pada Jokowi

15 September 2025 | 20:18 WIB
Mengapa Ekonomi di Era SBY Lebih Tumbuh? Ini Kritik Purbaya Yudhi Sadewa pada Jokowi
Purbaya Yudhi Sadewa di acara Great Lecture: Transformasi Ekonomi Nasional di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (11/9/2025). (YouTube)

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menilai mesin ekonomi Indonesia berjalan pincang dalam dua dekade terakhir.

rb-1

Ia membandingkan perbedaan pertumbuhan ekonomi antara era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Joko Widodo (Jokowi).

Pada masa SBY (2004–2014), laju ekonomi relatif stabil dengan rata-rata pertumbuhan mendekati 6 persen. Menurut Purbaya, kekuatannya ditopang swasta.

Baca Juga: Terungkap! Plat RI 19 yang Viral Ternyata Digunakan oleh Menteri Purbaya Yudhi Sadewa

rb-3

“Zaman Pak SBY bangun infrastruktur sedikit kan, pertumbuhan ekonominya mendekati 5 persen rata-rata, pertumbuhan kreditnya 21 persen, M0-nya 17 persen,” ujarnya di acara Great Lecture: Transformasi Ekonomi Nasional di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (11/9/2025).

Sementara itu, era Jokowi (2014–2024) ditandai pembangunan infrastruktur besar-besaran. Namun, dominasi pemerintah ini justru diikuti lemahnya peran swasta. Pertumbuhan ekonomi bertahan di kisaran 5 persen, pertumbuhan kredit perbankan di bawah 10 persen, dan laju uang beredar (M0) hanya sekitar 7 persen.

Baca Juga: Menkeu Purbaya Sidak Bank Mandiri, Hasilnya?

“Dia bangun infrastruktur sebanyak apapun hanya menggerakkan government sector, private sectornya lambat atau berhenti makanya tumbuhnya hanya di bawah 5 persen,” tegas Purbaya.

Rasio Utang yang Berbeda

Purbaya Yudhi Sadewa di acara Great Lecture: Transformasi Ekonomi Nasional di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (11/9/2025). (YouTube)Purbaya Yudhi Sadewa di acara Great Lecture: Transformasi Ekonomi Nasional di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (11/9/2025). (YouTube)

Perbedaan lain terlihat dari rasio utang. Pada era SBY, rasio utang pemerintah rata-rata 31,65 persen terhadap PDB, sementara di era Jokowi naik menjadi 34,31 persen.

Purbaya juga mengkritisi kebijakan penempatan dana pemerintah di Bank Indonesia yang sempat menembus Rp 800 triliun. “Itu efisien atau enggak? Saya enggak tahu. Tapi dari situ aja ada pemborosan,” ungkapnya.

Menurutnya, praktik tersebut, ditambah kebijakan BI yang menerbitkan Sekuritas Rupiah (SRBI), justru menyerap likuiditas pasar dan memperlambat ekonomi.

“Jadi kita punya dosa yang cukup besar juga. Akibatnya, ekonomi melambat dan kita susah,” jelasnya.

Peringatan Keras

Purbaya Yudhi Sadewa di acara Great Lecture: Transformasi Ekonomi Nasional di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (11/9/2025). (YouTube)Purbaya Yudhi Sadewa di acara Great Lecture: Transformasi Ekonomi Nasional di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (11/9/2025). (YouTube)

Ia pun memberi peringatan keras. “Kalau ekonomi memburuk, banyak pemecatan pegawai pasti terjadi, rakyat makin susah, dan masyarakat bisa turun ke jalan. Jadi kita sedang dibunuh. Kalau tidak cepat diperbaiki, ini jebakan ekonomi,” kata Purbaya.

Sebagai langkah awal, pemerintah memindahkan Rp 200 triliun dana dari BI ke perbankan. Kebijakan ini diharapkan menambah pertumbuhan uang beredar 15–20 persen. “Nanti kalau sudah saya perbaiki, pertumbuhan ekonomi 6–6,5 persen bisalah kira-kira atau bisa lebih cepat,” optimisnya.

Tag jokowi sby purbaya yudhi sadewa