Mengapa Indonesia Tetap Untung Meski Tarif 0% untuk AS? Ini Penjelasan Wamenlu

Politik

Sabtu, 19 Juli 2025 | 20:48 WIB
Mengapa Indonesia Tetap Untung Meski Tarif 0% untuk AS? Ini Penjelasan Wamenlu
Wakil Menteri Luar Negeri, Arif Havas Oegroseno, dan Sekjen DPP Gempita Milenial, Roso Daras, di acara Double Check bertajuk Buah Muhibah Presiden Prabowo dari Dunia Internasional, Sabtu (19/7/2025). (Tomy Tresnady / FTNews.co.id)

Wakil Menteri Luar Negeri, Arif Havas Oegroseno, menegaskan bahwa Indonesia tetap diuntungkan meskipun Amerika Serikat, di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump, mengenakan tarif bea masuk sebesar 19% terhadap produk asal Indonesia.

rb-1

Sebaliknya, Indonesia justru memberikan tarif 0% untuk produk-produk dari Amerika yang masuk ke pasar domestik.

Namun menurut Arif, kondisi ini tidak merugikan karena barang-barang impor dari Amerika Serikat bukanlah produk yang bersaing langsung dengan produksi dalam negeri.

Baca Juga: Berapa Biaya Sekolah Rakyat per Satu Siswa untuk Satu Tahun?

rb-3

“Produk Amerika yang masuk ke Indonesia itu paling besar hanya kedelai dan gandum,” ujar Arif dalam diskusi publik Double Check episode VI bertajuk Buah Muhibah Presiden Prabowo dari Dunia Internasional di Retro Café, Beltway Office Park, Jalan Ampera Raya, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sabtu (19/7/2025).

Bukan Komoditas Unggulan Indonesia

Baca Juga: Foto Prabowo dan Vladimir Putin Salaman dan Pelukan di Beijing

Wakil Menteri Luar Negeri, Arif Havas Oegroseno, bersama di acara Double Check episode VI bertajuk Buah Muhibah Presiden Prabowo dari Dunia Internasional di Retro Café, Beltway Office Park, Jalan Ampera Raya, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sabtu (19/7/2025). (Tomy Tresnady / FTNews.co.id)

Ia menjelaskan bahwa produk-produk tersebut tidak mengganggu sektor industri dalam negeri karena bukan merupakan komoditas unggulan Indonesia.

“Jadi, barang-barang yang mereka kirim ke sini itu tidak bersaing dengan produk kita. Maka, meskipun kita berikan tarif 0% dan mereka kenakan 19%, tidak bisa dilihat secara hitam-putih begitu saja,” jelasnya.

Arif juga menyebutkan, produk-produk harian seperti sepatu, pakaian, dan kopi yang biasa dikonsumsi masyarakat Indonesia umumnya tidak berasal dari Amerika Serikat.

“Kalau kita lihat, produk yang dipakai sehari-hari itu kebanyakan dari China, Jepang, dan Korea Selatan. Bukan dari Amerika,” kata Arif.

Tergantung Tempat Barang Diproduksi

Wakil Menteri Luar Negeri, Arif Havas Oegroseno, bersama Sekjen DPP Gempita Milenial, Roso Daras, di acara Double Check episode VI bertajuk Buah Muhibah Presiden Prabowo dari Dunia Internasional di Retro Café, Beltway Office Park, Jalan Ampera Raya, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sabtu (19/7/2025). (Tomy Tresnady / FTNews.co.id)

Ia menambahkan, meskipun sebuah merek berasal dari Amerika Serikat, bukan berarti barangnya diproduksi di sana.

“Misalnya, kalau brand-nya dari Amerika, tapi barangnya dibuat di Eropa, maka perlakuan tarifnya mengikuti perjanjian Indonesia dengan Eropa, bukan dengan Amerika Serikat,” pungkasnya.

Tag prabowo subianto impor ekspor

Terkini