Mengenal Tasawuf Underground: Tempat Anak Punk Ingat Akhirat

Lifestyle

Sabtu, 14 September 2024 | 00:00 WIB
Mengenal Tasawuf Underground: Tempat Anak Punk Ingat Akhirat

FT News -  Komunitas anak punk kerap mendapat stigma buruk dari masyarakat. Anak-anak punk yang kerap ditemui di lampu merah atau transportasi umum dipandang sebelah mata karena tampilan luarnya.

rb-1

Padahal jika merujuk pada sejumlah sumber, punk dikaji dari sudut filosofis dan ideologis ialah merupakan gerakan perlawanan anak muda kepada tatanan hidup berlandaskan dari keyakinan we can do it ourselves.

Jika menilik dari kajian sejarah, punk mulai muncul di London Inggris dan berawal dari kelompok skinhead. Di era 80-an, gerakan ini makin populer di Amerika Serikat.

Baca Juga: Polri Ungkap Penyalahgunaan BBM Subsidi Terbesar Sepanjang 2022

rb-3

ilustrasi anak punk [Wikipedia]

Di Indonesia, beberapa komunitas punk mulai menjamur di sejumlah kota besar, seperti di Jakarta, Yogyakarta, Surabaya hingga Malang.

Kelompok punk di Indonesia memiliki kode etik sendiri yakni Do It Yourself atau DIY, yang berarti gerakan untuk berdikari di setiap lapisan kehidupan, praktik DIY sederhananya bisa dilihat bagaimana anak-anak punk mengamen di lampu merah untuk menyambung hidup.

Baca Juga: Emak-emak Harus Tahu, Bansos Beras 10 Kg Cair Sampai Juni 2024 Lho!

Meski kental dengan stigma buruk di masyarakat, kelompok punk juga ingat Tuhan, kok bisa?

Salah satu komunitas di kawasan Ciputat, Tangsel, Tasawuf Underground dikenal sebagai tempat untuk anak-anak punk ingat dengan Allah SWT, tuhan sang Maha Pencipta.

@tasawufunderground

Tasawuf Underground merupakan ponpes yang didirikan oleh Halim Ambiya pada 8 Februari 2012. Tasawuf Underground menjadi gerakan dakwah yang menyasar kepada komunitas punk dan anak jalanan.

Awalnya, Halim Ambiya aktif di sosial media Facebook dengan membagikan tasawuf yang ringan, inspiratif, dan penuh hikmah, Halim Ambiya menyebarkan virus-virus cinta tasawuf dan dakwah yang ramah dan penuh cinta kasih.

Menurut Halim, tujuan pendirian Tasawuf Underground untuk menjawab kegelisahan intelektualnya yang melihat miskinnya tradisi ilmiah di media sosial seperti Facebook dan Instagram.

Untuk mengembangkan dakwahnya, Halim Ambiya pun tak hanya menyelenggarakan pengajian online, tetapi juga pengajian off air. Dia membuat pengajian di rumah, kantor, dan dari kafe ke kafe dalam sebuah program yang disebutnya sebagai Sufi After Hours.

Secara organisatoris, Tasawuf Underground sebagai komunitas dan pondok pesantren berada di bawah Yayasan Bahjatun-Nufus. Akta Notaris Nomor 03 Tanggal 10 Maret, Syafiuddin Zuhri, SH, MKn. SK Kemenkumham RI Nomor AHU-0003650.AH.01.04.

"Rasulullah tidak memanggil Abu Bakar, Utsman, Umar, Ali sebagai 'tilmid' atau 'thalib', tapi memanggilnya sebagai 'shohib', sebagai sahabat. Jadi, konsep persahabatan adalah metodologi dakwah yang paling pas. Karenanya, perlu mendekati anak punk dan jalanan itu dengan sebuah konsep persahabatan." kata Halim seperti dikutip dari sejumlah sumber.

Pada 2018, Komunitas Tasawuf Underground yang dipimpin oleh Ustadz Halim Ambiya menggelar pengajian di beberapa titik sekitar Jabodetabek, seperti di Ciputat, Sawangan, Parung, Pondok Ranji, Tebet, Gondangdia, Tanah Abang, Cipinang, Tanjung Priok, dan Kebon Jeruk.

Terdapat sekitar 120 anak punk dan jalanan binaan Tasawuf Underground di seluruh Jabodetabek.

Tag Headline Punk Gaya hidup Anak Punk Tasawuf Underground

Terkini