Menteri Maman Abdurrahman Lebih Suka Sebut Pengusaha Mikro daripada Pelaku UMKM

Menteri Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman hadir dalam acara Public Diplomacy: Negara Beri Bukti, Masyarakat Terima Hasil di Jakarta, Rabu, 28 Mei 2025.

Dalam acara yang diikuti oleh pelaku UMKM tersebut, Menteri Maman Abdurrahman memaparkan bagaimana pemerintah memberikan dukungan penuh untuk pengusaha kecil agar naik kelas.

Sebelum memberikan paparannya, Menteri Maman bercerita bahwa dirinya kurang setuju dengan penyebutan nama "pelaku" yang disematkan kepada pelaku UMKM.

Baca Juga: Biografi dan Agama Maman Abdurrahman, Menteri yang Heboh Minta Fasilitas Negara untuk Istri

Pengusaha Mikro

Menteri UMKM Maman Abdurrahman. (Ftnews.com)

Menteri Maman lebih suka menyebut pelaku UMKM dengan sebutan pengusaha mikro. Hal tersebut karena ada konotasi negatif dalam kata "pelaku".

Baca Juga: Disorot Gara-Gara Surat Perjalanan ke Eropa, Ini Deretan Film dan FTV Tina Astari, Istri Menteri UMKM

"Sejauh ini saya belum pernah dengan 'pelaku' itu disandingkan dengan hal-hal positif. Pelaku (biasanya untuk) pembunuhan, pelaku pencurian, pelaku pemerkosaan, pelakor. Hampir gak ada, makanya saya bilang sekarang gak ada lagi sebut mereka dengan 'pelaku' tapi kita ubah dengan kata pengusaha," katanya.

Menteri Maman Abdurrahman mengatakan bahwa pengusaha mikro tak ubahnya pengusaha besar. Mereka melakukan praktik bisnis yang sama dengan pengusaha-pengusaha besar.

Hanya saja, yang membedakan pengusaha dan pelaku usaha mikro atau kecil skala pembiayaannya.

"Makanya saya menyebut mereka pengusaha mikro," katanya.

Penyaluran KUR

Menteri UMKM Maman Abdurrahman. (Ftnews.com)

Dia juga menyebutkan, atas dasar itu juga pemerintah terus mendorong agar pengusaha mikro dapat naik kelas menjadi pengusaha besar. Ada banyak instrumen pemerintah yang bisa diakses oleh pengusaha mikro untuk mengembangkan usaha mereka.

Menteri Maman juga menjelaskan par hari ini, 28 Mei 2025, penyaluran KUR kurang lebih 36 persen dengan nominal Rp107 triliun kepada 1.976.000 penerima.

"Penerima KUR terseber di seluruh Indonesia. Pemerintah berharap 60 persen didorong ke sektor produksi," katanya.