FTNews – Perusahaan teknologi Meta Platforms menerima 11 komplain pada hari Kamis (6/6). Dalam tuduhan tersebut, Meta menggunakan data personal untuk melatih kecerdasan buatan atau artificial intelligence-nya (AI) tanpa adanya izin. Hal tersebut berpotensi untuk melanggar aturan privasi Uni Eropa (UE).
Mengutip dari Reuters, sebuah group yang bernama None of Your Business (NOYB), mendesak badan pengawas privasi untuk segera menindak hal tersebut. Di mana, akan ada perubahan terbaru dalam kebijakan privasi Meta, yang mulai berlaku pada tanggal 26 Juni.
Yang mana memungkinkan mereka untuk menggunakan postingan pribadi, gambar pribadi, atau penggunaan selama bertahun-tahun. Juga, data pelacakan online untuk teknologi AI-nya.
NOYB juga telah meluncurkan beberapa komplain kepada Meta dan berbagai perusahaan-perusahaan teknologi lainnya. Atas adanya potensi pelanggaran aturan General Data Protection Regulation (GDPR) milik UE. Berdasarkan tuntutan ini, perusahaan-perusahaan tersebut terancam untuk terkena denda hingga empat persen dari pemasukan total.
NOYB sudah menghubungi beberapa lembaga perlindungan data di dunia terkait hal tersebut. Seperti di Austria, Belgium, Perancis, Jerman, Yunani, Itali, Irlandia, Belanda, Norwegia, Polandia, dan juga Spanyol.
Tak Memiliki Kepentingan Sah
Permasalahan Meta menggunakan data personal untuk melatih AI tidak hanya sekali ini saja. Max Schrems, pendiri NOYB, pada tahun 2021 mengungkapkan hal tersebut dalam pengadilan tinggi Eropa.
“Pengadilan Eropa (CJEU) telah memperjelas bahwa Meta tidak memiliki ‘kepentingan sah’ untuk mengesampingkan hak pengguna atas perlindungan data terkait periklanan,†katanya.
“Namun perusahaan tersebut mencoba menggunakan argumen yang sama dalam pelatihan ‘teknologi AI’ yang tidak terdefinisikan. Tampaknya Meta sekali lagi secara terang-terangan mengabaikan penilaian CJEU,†ujar Schrems.
Ia menganggap bahwa pemindahan tanggung jawab tersebut ke para penggunanya merupakan hal yang aneh. Dalam peraturan, memerintahkan Meta untuk mendapatkan persetujuan, bukannya memberikan hasil yang tersembunyi dan menyesatkan.
Schrems mengatakan bahwa jika Meta ingin menggunakan data penggunanya, mereka harus meminta persetujuan para penggunannya. Sementara itu, Meta malah membuat para penggunanya untuk memohon-mohon untuk tidak ikut di dalamnya.