Miliki Rumah Seharga Rp80 Miliar: Ustaz Solmed dan Kontroversi Bisnis Rokok 'Obat'
Lifestyle

Ustaz Solmed kini viral di media sosial X (Twitter) lantaran kekayaannya yang disebut-sebut mencapai miliaran rupiah. Salah satu yang menjadi sorotan adalah rumah mewahnya yang dikabarkan bernilai Rp80 miliar. Akun Twitter @masjalah pada 8 Juni 2025 mengungkapkan bahwa sumber pendapatan ustaz tersebut berasal dari bisnis "rokok obat".
"Ternyata sumber cuan Ustaz Solmed dari jualan 'rokok obat' (heh gimana?). Yang bikin salfok malah setiap kali rumahnya dikunjungi dan diwawancara, komuk (condong muka) istrinya rada gimana gitu, hehe," tulis @masjalah.
Akun tersebut juga menyindir dengan mengajak netizen bergabung dalam bisnis Ustaz Solmed: "Join bisnis ustadznya nih, siapa tahu 2 tahun udah bisa kebeli rumah 80M."
Pro-Kontra Bisnis Rokok Herbal Ustaz Solmed
Banyak warganet yang mengkritik bisnis Ustaz Solmed, terutama karena produk yang dijual adalah rokok—meski diklaim sebagai "rokok herbal" yang telah "dizikirkan" oleh para kyai.
-
@gaskeungals berkomentar: "Ini nih yang katanya rokok herbal yang udah didzikirin sama kyai tembakonya, jadi lebih sehat. Kacau ya masyarakat kita masih aja kena sama isu-isu agama. Gimana ustadz dan sejenisnya gak mau tajir?"
-
@dwi_ciderman menanggapi: "Ustad bisnis dan kaya mah gapapa. Cuma kalau bisnisnya jualan rokok itu agak aneh, karena rokok di kalangan ulama kan masih ada perbedaan pendapat soal halal/haramnya."
Rumah Ustaz Solmed (X)
Sementara itu, akun @panjiningrat mengklaim bahwa Ustaz Solmed hanyalah bagian dari jaringan bisnis yang lebih besar: "Ustad Solmed ini hanya salah satu 'pion' yang punya jamaah/pengikut besar. Pemilik aslinya ada di Malang, yang juga 'ustad'. Strategi jualannya menggunakan jamaah sebagai marketer. Misal ke Bandung untuk 'dakwah', lalu jualan ke para jamaah/pengikutnya. Aneh."
Isu ini memicu perdebatan di kalangan netizen. Sebagian mempertanyakan etika seorang ustaz yang menjual rokok, mengingat kontroversi halal-haramnya dalam Islam. Di sisi lain, ada pula yang berargumen bahwa selama bisnisnya halal, seorang dai boleh saja kaya.