Momen Prabowo Gandeng Titiek Soeharto dan Didiet ke Mal Sarinah: Bawa Uang Gak Kita?

Presiden Prabowo Subianto mengunjungi Mal Sarinah di Jakarta Pusat pada Selasa, 24 Juni 2025, didampingi oleh putra Didit Hediprasetyo dan anggota DPR Titiek Soeharto.

Momen Prabowo gandeng Titiek Soeharto dan Didit ke Mal Sarinah dibagikan melalui unggahan video akun Tiktok prabowotitieksoeharto.

Menikmati Suasana Mal

Baca Juga: Momen Prabowo Menangis Saat Umumkan Kenaikan Gaji Guru: Apa yang Kita Berikan, Belum...

Momen Prabowo ke Mal Sarinah. [InstagramPrabowo]

Dilihat FT News Rabu 25 Juni 2025, dalam kunjungan tersebut, Prabowo tampak santai dan menikmati suasana mal dengan melihat-lihat berbagai produk seperti sepatu, kain batik, buku, dan lukisan yang dipajang di Sarinah.

Momen kunjungan ini juga diwarnai dengan candaan dari Prabowo yang membuat suasana menjadi cair dan mengundang tawa rombongan serta pengunjung mal.

Baca Juga: Double Check Sabtu 28 Juni 2025: Stimulus Ekonomi Bisa Dongkrak Ekonomi?

Salah satu candaan yang terkenal adalah saat Prabowo bertanya, "Bawa uang bukan kita?" dan menambahkan, "Kalau nggak, ngutang dulu," yang langsung mencairkan suasana.

Selain Titiek dan Didit, Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti juga ikut mendampingi Prabowo dalam kunjungan tersebut.

Mereka terlihat berjalan bersama di beberapa toko dan menikmati momen kebersamaan di mal yang merupakan landmark penting dalam sejarah dunia modern Indonesia ini.

Antusias Warga

Prabowo dan Titiek Soeharto saat berkunjung ke Mal Sarinah. [InstagramPrabowo]

Reaksi warga saat Presiden Prabowo Subianto berinteraksi di Mal Sarinah sangat antusias dan positif. Warga yang berada di lokasi terlihat semangat menyambut kehadiran Prabowo, antara lain mereka mengeluarkan ponsel untuk mengabadikan momen tersebut.

Prabowo juga menyempatkan diri bersalaman dan berbincang singkat dengan beberapa pengunjung, sehingga suasana menjadi semarak dan hangat.

Diketahui, Mal Sarinah merupakan pusat perbelanjaan pertama dan tertua di Indonesia yang terletak di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.

Mal ini didirikan atas gagasan Presiden Soekarno sebagai bagian dari upaya mendorong pertumbuhan ekonomi dan mempromosikan produk-produk dalam negeri, terutama hasil kerajinan dan produk UMKM Indonesia.

Sarinah resmi beroperasi pada 15 Agustus 1966 dan menjadi simbol kebanggaan bangsa karena merupakan gedung pencakar langit pertama di Jakarta dengan tinggi 74 meter dan 15 lantai.

Nama "Sarinah" diambil dari nama pengasuh Presiden Soekarno sewaktu kecil sebagai bentuk penghormatan kepada sosok rakyat kecil yang sederhana namun setia.

Selain sebagai pusat perbelanjaan, Sarinah juga berfungsi sebagai wadah untuk memperkenalkan gaya hidup modern dan mendukung usaha kecil menengah Indonesia.

Seiring berjalannya waktu, Sarinah mengalami berbagai renovasi dan transformasi untuk tetap eksis dan relevan, termasuk menjadi tempat nongkrong anak muda dan tempat berbagai acara.

Sarinah juga memperluas bisnisnya dengan mengekspor produk-produk lokal ke luar negeri dan beroperasi di bawah naungan holding BUMN PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Injourney).