Mulai 1 Maret, Anak di Bawah Umur Cuma Bisa Buka TikTok Sejam
Teknologi

Forumterkininews.id, Jakarta- Mulai 1 Maret 2023 TikTok akan memperkenalkan aturan baru untuk pengguna yang berusia di bawah 18 tahun. Dimana mereka hanya akan bisa mengakses TikTok selama 1 jam saja dalam sehari.
Melansir AFP, para remaja nantinya harus memasukkan kode sandi untuk terus menonton setelah 60 menit. Sementara mereka yang berusia di bawah 13 tahun memerlukan orang tua atau wali untuk mengatur atau memasukkan kode sandi untuk tambahan 30 menit.
Aplikasi berbagi video bentuk pendek itu juga mengatakan perubahan akan diterapkan dalam beberapa minggu mendatang.
Baca Juga: Anak Perusahaan Amazon Buat Taksi Robot di Las Vegas
"Jika akses anak muda ke TikTok melalui akun pasangan keluarga, orang tua dapat mengatur waktu layar maksimum untuk anak mereka. Berdasarkan hari dalam seminggu," tambah TikTok.
Sementara itu, TikTok versi China, Douyin, dibatasi hingga 40 menit penggunaan sehari-hari untuk anak di bawah 14 tahun. Selain itu, aplikasi tersebut juga tidak dapat diakses antara pukul 22.00 dan 06.00.
Fitur baru ini menambah langkah-langkah yang ada untuk mengontrol waktu layar anak muda seperti prompt yang diperkenalkan tahun lalu. Hal yang mendorong remaja untuk mengaktifkan manajemen waktu layar dan pemberitahuan kotak masuk mingguan yang meringkas waktu layar pengguna.
Baca Juga: Rusia Blokir Facebook dan Twitter
Tetapi pengguna muda masih dapat membatalkan pilihan fitur batas waktu atau berbohong tentang usia mereka, seperti pada platform lain.
TikTok telah menghadapi kritik atas melonjaknya jumlah waktu yang dihabiskan anak-anak berusia antara empat dan 18 tahun. Hal ini untuk menelusuri video yang disarankan kepada mereka berdasarkan selera dan algoritme mereka.
Menurut studi baru-baru ini oleh aplikasi kontrol orang tua Qustodio, anak di bawah umur menghabiskan rata-rata satu jam 47 menit di TikTok per hari pada tahun 2022.
Kekhawatiran tentang perlindungan data di Barat juga memengaruhi situs milik perusahaan China ByteDance itu, dengan lembaga Uni Eropa baru-baru ini memerintahkan staf mereka untuk menghapus aplikasi dari perangkat mereka.