Musim Hujan Tiba! Ini 4 Komponen Mobil yang Paling Rentan Rusak
Jakarta dan wilayah sekitarnya kembali dihadapkan pada tantangan cuaca ekstrem, dengan guyuran hujan deras yang tak henti-hentinya.
Bagi setiap pemilik kendaraan, kondisi ini bukan hanya sekadar gangguan, melainkan peringatan serius untuk memahami potensi masalah yang mungkin timbul pada mobil kesayangan mereka.
Mengabaikan risiko ini dapat berujung pada kerusakan serius atau bahkan membahayakan keselamatan di jalan. Hankook Tire, salah satu pakar di bidang otomotif, menyoroti beberapa titik krusial yang perlu diperhatikan saat menghadapi cuaca ekstrem.
Baca Juga: STNK Only: Arti, Penyebab, Risiko, dan Cara Aman Beli Kendaraan Tanpa BPKB
Wiper Mobil: Jendela Pandang di Tengah Badai
Fungsi vital wiper seringkali terabaikan hingga situasi genting tiba. Di tengah hujan deras, kinerja wiper yang buruk bisa menjadi bencana.
Baca Juga: Bemo Menolak Punah, Daihatsu Hadirkan Midget X Sebagai Kendaraan Rakyat
Berbagai faktor dapat menyebabkan kegagalan fungsi wiper, mulai dari karet yang mengeras atau aus, sistem engkol yang kotor akibat debu dan lumpur, hingga kabel penggerak yang sudah usang dan rapuh.
Untuk memastikan pandangan tetap jernih, pemilik kendaraan disarankan untuk melakukan pemeriksaan rutin sebelum musim hujan tiba.
Penggantian sekring wiper yang rusak, penggunaan cairan wiper berkualitas, serta penggantian karet wiper setiap enam bulan sekali adalah langkah preventif yang tak boleh dilewatkan.
Aki Mobil: Jantung Elektrifikasi yang Terancam Dingin
Suhu udara yang rendah dan kelembapan yang meningkat di musim hujan memberikan tekanan ekstra pada aki mobil. Proses start mesin memerlukan daya lebih besar, sementara komponen seperti lampu kabut, AC, sistem audio, dan tentu saja wiper, turut menguras kapasitas aki secara drastis.
Pemeriksaan rutin pada aki, terutama sebelum perjalanan jauh, menjadi sangat penting. Disarankan untuk membatasi penggunaan aki yang sudah berusia 2-3 tahun atau telah menempuh jarak 50.000 km, mengingat penurunan efisiensi yang tak terhindarkan seiring waktu.
Rem: Penjaga Keselamatan yang Harus Tetap Optimal
Ketika jalanan basah, performa pengereman kendaraan seringkali menurun drastis. Air yang terperangkap di antara kampas rem dan cakram dapat mengurangi gesekan yang diperlukan, sehingga pengereman menjadi kurang responsif dan membutuhkan jarak yang lebih panjang.
Perawatan rem secara berkala, termasuk pemeriksaan dan penggantian minyak rem setiap 40.000 km, adalah kunci untuk menjaga sistem pengereman tetap optimal.
Ban: Fondasi Traksi yang Menentukan
Selain masalah rem, kondisi ban juga memegang peranan krusial dalam keselamatan berkendara di cuaca ekstrem. Ban yang sudah aus atau memiliki kembang yang tipis akan kehilangan traksi secara signifikan, membuat mobil lebih sulit dikendalikan dan memperpanjang jarak pengereman, terutama saat melaju dalam kecepatan tinggi di jalan basah.
Setiap ban dilengkapi dengan simbol Tread Wear Indicator (TWI) yang berfungsi sebagai penanda batas keausan. Jika kembang ban telah mencapai batas TWI, penggantian ban adalah keharusan mutlak demi menjaga stabilitas dan keselamatan.
Ancaman Tak Terduga Lainnya: Menjelajahi Risiko Tersembunyi
Ilustrasi gambar mobil [Meta AI]
Cuaca ekstrem tak hanya mengancam komponen vital di atas, namun juga memicu serangkaian masalah lain yang tak kalah serius. Salah satunya adalah risiko aquaplaning.
Fenomena ini terjadi ketika lapisan air tebal di jalan tidak mampu dibuang dengan cepat oleh kembang ban, sehingga ban kehilangan kontak dengan permukaan jalan dan mobil menjadi tidak terkendali.
Pencegahannya terletak pada kondisi ban yang prima dan pengurangan kecepatan saat melewati genangan air.
Selain itu, sistem kelistrikan mobil juga rentan terhadap kelembapan tinggi dan genangan air. Korsleting dapat terjadi pada kabel-kabel yang terbuka atau komponen elektronik yang tidak terlindungi dengan baik, menyebabkan gangguan pada lampu, klakson, bahkan mesin. Pemilik mobil perlu memastikan tidak ada kabel yang terkelupas atau sambungan yang longgar.
Terakhir, kerusakan pada knalpot dan bagian bawah mobil juga seringkali terjadi akibat genangan air yang tinggi. Air dapat masuk ke sistem knalpot dan menyebabkan karat atau bahkan kerusakan mesin jika terisap ke dalam.
Bongkahan lumpur atau batu yang terangkat oleh air juga dapat menghantam bagian bawah mobil, merusak komponen penting seperti suspensi atau saluran bahan bakar.
Oleh karena itu, hindari menerobos genangan air yang terlalu tinggi dan selalu periksa kondisi bagian bawah mobil setelah melewati daerah banjir. Kesiapsiagaan dan perawatan rutin adalah kunci untuk menghadapi tantangan cuaca ekstrem di jalanan Jakarta.