Penjualan Mobil China Anjlok akibat Pengurangan Subsidi Pemerintah
Penjualan mobil di China turun secara tak terduga pada Oktober dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan itu memutus tren pertumbuhan selama delapan bulan karena sentimen konsumen melemah di tengah pengurangan pembebasan pajak dan subsidi pemerintah.
Asosiasi Mobil Penumpang China (CPCA) pada Senin menyebutkan, penjualan mobil turun 0,8% menjadi 2,27 juta unit bulan lalu dibandingkan kenaikan 6,6% pada September.
Penurunan Signifikan
Baca Juga: Viral Video Detik-Detik Jembatan Sepanjang 758 Meter Runtuh di China
Mobil China. [YouTube Chinese Car Reviewer]Pertumbuhan penjualan kendaraan listrik (EV) dan plug-in hybrid (PHEV) juga melambat, hanya naik 7,3% dibandingkan peningkatan 15,5% pada September.
Hasil akhir tersebut jauh di bawah data awal CPCA yang dirilis pekan lalu, yang memperkirakan pertumbuhan penjualan 6% secara tahunan dan kenaikan 17% penjualan kendaraan energi baru.
Baca Juga: STNK Only: Arti, Penyebab, Risiko, dan Cara Aman Beli Kendaraan Tanpa BPKB
"Mobil yang dijual secara grosir (ke dealer) melampaui ekspektasi pada pekan terakhir Oktober, dan angka awal dihitung berdasarkan asumsi bahwa penjualan ritel akan mendekati grosir, namun ternyata hal tersebut justru menambah persediaan," kata Cui Dongshu, sekretaris jenderal asosiasi tersebut seperti dikutip Reuters.
Dengan insentif pemotongan pajak pembelian hingga 30.000 yuan (Rp70 juta) untuk EV dan PHEV yang akan dipangkas setengah mulai 2026, semakin banyak produsen mobil termasuk Xiaomi, Nio, dan Li Auto menawarkan subsidi hingga 15.000 yuan untuk mendorong pesanan yang dikirimkan tahun depan.
Pembelian Mobil Melemah
Mobil China. [YouTube Chinese Car Reviewer]Subsidi pemerintah yang mendorong lebih dari 12 juta tukar tambah mobil tahun ini semakin berkurang seiring berakhirnya program subsidi konsumen pada akhir tahun.
Hampir 20 provinsi dan kota telah menghentikan atau memperketat program tukar tambah bersubsidi, sehingga melemahkan aktivitas pembelian konsumen, kata Cui.
Selain itu, minat yang rendah dari kalangan muda untuk membeli mobil turut menyebabkan berkurangnya pembeli mobil pertama. Permintaan yang lesu semakin memperketat persaingan di pasar otomotif terbesar di dunia.
BYD, pelopor EV lokal, kembali mengalami penurunan penjualan bulan lalu, sementara Geely dan Leapmotor mencatat rekor penjualan baru, menantang posisi BYD di segmen kendaraan terjangkau.
Salah satu model yang berpotensi menyaingi EV termurah BYD, Dolphin, adalah Aion UT super EV. Dengan jarak tempuh 500 km dan teknologi penukaran baterai dari CATL, mobil baru tersebut dipasarkan secara kompetitif mulai 49.900 yuan (Rp117 juta).
Dengan pengiriman luar negeri yang kuat dari BYD dan produsen lain untuk memperluas pasar di luar negeri, pertumbuhan ekspor mobil China meningkat menjadi 27,7% dari sebelumnya 20,7% pada September, menurut data CPCA.