Panti Asuhan Tebet Terselip Diantara Ratusan Cafe

Forumterkininews.id, Jakarta – Di balik hingar bingar hedonisme kawasan Jalan Tebet Raya, terselip satu bangunan yang cukup menyita perhatian para pengendara.

Tulisan Panti Asuhan ‘Tebet’ Yayasan Remaja Masa Depan terpampang besar di depan bangunan tersebut. Sekilas bangunan itu tidak menunjukkan geliat kegiatan anak-anak. Posisinya yang percis di pinggir jalan membuat pengurus panti asuhan lebih ekstra menjaga anak anak yang tinggal di bangunan dua lantai tersebut.

Tidak sulit mencari bangunan ini, karena letaknya tidak jauh dari sebuah warteg yang Hits di ibu kota, yakni Warteg Warmo.

Seperti sudah menjadi rutinitas para penghuni panti asuhan, ketika azan berkumandang sesorang juga mengumandangkan adzan. Sementara anak-anak yang lain antre untuk berwudhu.

Lima menit berselang, anak yang lebih besar maju dan menjadi Imam salat Ashar. Sama seperti pemandangan di masjid, dimana ketika salat berjamaah ada sebagian anak-anak yang bercanda. Ucapan kalimat Amiiiin terdengar menggema ketika imam salat mengakhiri bacaan surat alfatihah.

Itulah sepenggal rutinitas di Panti Asuhan Tebet Yayasan Remaja Masa Depan.

Mariamah, pendiri panti dan yayasan mengaku sudah terbiasa dengan tingkah anak anak yang mungkin bisa dikatakan bandel.

Berawal dari Gudang Peluru Tahun 1999

Kepada Forumterkininews perempuan yang disapa ibu Mai ini menceritakan awal mula pembentukan Panti Asuhan Tebet. Saat itu tahun 1999, dirinya melihat banyak anak yang terlantar setelah krisis ekonomi 1998. Awalnya ibu Mariamah hanya mengurus lima orang anak yatim. Bermula di kawasan Gudang pelurut, Tebet, Jakarta Selatan, Ibu Mai mengurus anak yatim. Namun seiring berjalannya waktu, penghuni panti terus bertambah.

Akhirnya pada 2007 Ibu Mai memilih untuk pindah ke kawasan Jalan Tebet Raya. Awalnya keberadaan panti asuhan di kawasan tersebut menjadi kontroversi. Mengingat di kawasan tersebut banyak tempat hiburan, cafe dan distro. Bahkan tidak jauh dari situ juga ada kostan yang terkenal sebagai tempang Booking Order alias BO.

Namun hal ini tidak menjadi hambatan bagi Ibu Mai. Menurutnya berada di kawasan yang cukup hedonis tidak membuatnya patah arang. “Memang Kasawan ini merupakan salah satu landmark Jakarta Selatan. Tapi hal tersebut menjadi tantangan tersendiri buat saya,” ucap perempuan yang mengenakan jilbab ini.

BACA JUGA:   TMMD ke 115 jadi Berkah Bagi Warga Desa Kertajaya
Mariamah Pendiri Panti Asuhan Tebet Yayasan Remaja Masa saat berbincang dengan pimpinan umum dan pemimpin redaksi Forumterkininews.id

Dari awal Ibu Mai membuat kurikulum kehidupan panti dari bangun tidur hingga tidur lagi. Kurikulum itu dijalankan oleh delapan orang pengurus yang juga tinggal di panti Asuhan.

“Karena banyak anak, saya dibantu delapan orang pengurus yang memperhatikan kegiatan anak-anak seharian,” tuturnya.

Lebih lanjut Ibu Mariamah mengatakan, saat ini ada 48 anak asuhnya yang tinggal di Panti Asuhan. Semuanya beragam, mulai dari SD sampai SMA.

Yayasan Remaja Masa Depan

Motto ini dijadikan ibu Mariamah untuk bekerja siang malam mengurus anak asuhnya. Karena kebijakan panti, anak yang sudah lulus SMA harus keluar, kembali kepada keluarga, mencari pekerjaan dan menjadi insan yang produktif. Karena menurutnya mayoritas penghuni panti merupakan anak yatim. Dimana masih ada salah satu orang tuanya. Jika tidak bapaknya atau ibunya.

“Biasanya anak yang dibawa kesini masih memiliki satu orang tua. Namun karena orang tuanya harus mencari nafkah, anaknya dititipkan di Panti,” tuturnya.

Meski demikian, Mariamah memastikan bahwa penghuni panti bisa menemui keluarganya saat lebaran. Hal ini dilakukan agar anak anak yang ada di panti asuhan tidak merasa terbuang.

“Menjelang lebaran, orang tua anak asuh saya hubungi untuk menjemput anaknya. Setelah lebaran baru dititipkan lagi,” ucap Ibu Mai.

Lebih lanjut Ibu Mai mengatakan motto diatas menjadikan dirinya untuk bisa membuat para penghuni panti berguna di masa mendatang. Artinya setelah menjalankan rutinitas sekolah, anak panti diberi kegiatan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki anak-anak.

Seperti Aini, salah satu anak asuhan yang berusia 10 tahun. Dirinya hendak menggeluti bahasa Inggris. Menurutnya hal ini ditekuni agar di masa mendatang dirinya bisa berbaur bahkan sekolah keluar negeri.

Melihat hal ini, ibu Mariamah memfasilitasinya dengan mengajarkan dasar dasar bahasa Inggris. Kemudian ketika sudah mulai dewasa dimasukkan ke tempat kursus.

“Saat ini Aini masih duduk di kelas lima Sekolah dasar. Jika sudah SMP akan diikutkan les bahasa Inggris,” tutur ibu Mai.

Dengan demikian menurutnya motto yang terpampang yakni Yayasan Remaja Masa Depan bisa terealisasi dengan lahirnya anak anak yang berprestasi dalam lingkungan, dan mampu bersosialisasi seperti anak lainnya.

 

Artikel Terkait