Para Atlet Ini Kini Jadi Ibu, Siapa Saja Ya?
Olahraga

FTNews, Jakarta - Menjadi seorang ibu atau atlet merupakan sebuah pilihan. Saat menjadi ibu, perlu waktu khusus untuk mengurus keluarga. Hal ini membuat beberapa atlet memilih untuk berhenti dari pekerjaannya agar bisa fokus mengurus keluarga.
Namun, adapula yang tetap melanjutkan menjadi atlet harus meluangkan waktu untuk berlatih sambil membagi waktu mengurus rumah tangga.
Lucia Francisca Susi Susanti
Baca Juga: Makna Maskot Bacuya Piala Dunia U-17 2023
Wanita pebulu tangkis ternama Indonesia ini memiliki segudang prestasi dari masa ke masa. Mulai dari gelar juara All England pada tahun 1990, 1991, 1993, dan 1994. Lalu, juara World Cup 1989 ,1990, 1993, 1994, 1996, dan 1997. Hingga, juara World Badminton Grand Prix pada tahun 1990, 1991, 1992, 1993, 1994 dan 1996.
Susi Susanti menggantungkan raketnya pada usia 26 tahun, karena sulitnya membagi waktu dengan keluarga. Tetapi, ia tetap berkontribusi pada dunia olahraga bulu tangkis. Dengan mendedikasikan dirinya sebagai seorang pelatih, yang melahirkan banyak atlet muda terbaik.
Pengamat olahraga, Djoko Pekik Irianto mengatakan, memutuskan untuk berhenti menjadi seorang atlet dan menjadi ibu rumah tangga itu adalah hal yang manusiawi.
Baca Juga: Bekuk Portugal 0-1, Swiss Raih Kemenangan Perdana
"Itu kondisi manusiawi karena perempuan apalagi ibu-ibu telah memiliki anak ada yang memilih fokus mengurusi anaknya. Meskipun ada beberapa yang terus berlanjut menjadi atlet," katanya kepada FTNews, di Jakarta, Kamis (21/12).
Yolla Yuliana, seorang ibu yang aktif menjadi atlet Voli. (Foto: Instagram/yollayuliana1515)
Yolla Yuliana
Selain Susi, ada pula atlet voli Indonesia. Yolla Yuliana, ia sempat vakum pada tahun 2017 usai menikah dan sudah dikaruniai anak.
Tetapi, ia tidak berhenti menjadi seorang atlet walaupun sudah berumah tangga. Pada tahun 2020 ia kembali aktif menjadi atlet voli. Saat ini Yolla aktif bermain bersama Tim Jakarta Pertamina Fastron.
Greysia Polii, Mantan atlet yang memutuskan fokus mengurus keluarga. (Foto: Instagram/greyspolii)
Greysia Polii
Atlet Badminton ini adalah peraih emas pada Olimpiade Tokyo 2020. Greysia Polii memutuskan gantung raket pada awal tahun 2023 setelah dikaruniai buah hati dan ingin fokus menjadi seorang ibu.
Djoko berpendapat, menjadi seorang atlet harus memiliki waktu yang luang dan banyak. Sedangkan mengurus rumah tangga juga tanggung jawab yang besar untuk seorang ibu.
"Kendalanya biasanya kalau lanjut menjadi atlet itu adalah waktu untuk berlatih itu sangat kurang," ungkapnya.
Peran Ibu di Dunia Olahraga
Menjelang peringatan Hari Ibu 22 Desember, Djoko menilai, atlet yang kini memilih sebagai seorang ibu sesungguhnya masih bisa berpartisipasi dalam dunia olahraga.
"Tentu bisa mengkondisikan agar keluarganya atau anak-anaknya menyukai olahraga, minimal sama dengan yang digeluti orang tuanya," ucap Djoko.
Djoko mengatakan, mantan atlet yang sudah mempunyai anak, bisa menanamkan rasa kecintaan anaknya kepada dunia olahraga. Hal tersebut dengan memulai pola hydro aktif kepada anaknya sejak usia dini. Pada tahap pertama yaitu, 0 sampai 6 tahun.
Lalu, memberikan nutrisi yang baik kepada anak-anaknya agar mendapatkan gizi seimbang. Serta, memberikan motivasi kepada anaknya dan lingkungan sekitarnya agar semangat menjadi atlet.
Bisa juga memberikan contoh, melalui mengajaknya menonton pertandingan agar kelak ia bisa menjadi seperti ibunya yang merupakan mantan atlet.
"Tentu hal tersebut harus dikawal dan berlanjut. Selain memberikan kesempatan anak-anak untuk terus berlatih, memberikan motivasi menjadi atlet itu suatu pilihan yang cukup menjanjikan pada kondisi sekarang," ujarnya.
Selain itu, Djoko menjelaskan menjadi atlet bukan berarti mengabaikan akademis dari anak tersebut. Hal itu harus menjadi imbang agar anak bisa berprestasi akademik maupun non akademik.
"Harapannya anak-anak itu bisa menjadi atlet berprestasi di lapangan, menjadi juara. Tetapi juga di kelasnya memiliki kemampuan akademik yang cukup," tuturnya.
Peran ibu dalam semua cara tersebut sangat penting. Terlebih bagi ibu-ibu yang merupakan mantan atlet, mereka bisa menanamkan mindset yang baik kepada anaknya mengenai menjadi seorang atlet beprestasi.