Pelatih Timnas Israel dan Asistennya Diserang di Athena: Bebaskan Palestina
Olahraga

Pelatih Tim Nasional Israel, Ran Ben Shimon, mengatakan pada hari Selasa bahwa ia didorong pekan lalu di Athena oleh seorang pria yang meneriakkan pernyataan-pernyataan yang merendahkan.
Insiden Kamis lalu tersebut menambah daftar insiden anti-Israel yang dilaporkan di Yunani selama sepekan terakhir. Menteri Kebudayaan dan Olahraga Israel Miki Zohar meminta otoritas Yunani pada Selasa sore untuk "menindak tegas ekspresi antisemitisme ini."
Berawal dari Mendengar Bahasa Ibrani
Baca Juga: Daftar Produk yang Masuk Boikot Pro-Palestina Versi Boycat
Timnas Israel. (Instagram @isr.fa)
Dikutip Times of Israel, pelatih Ran Ben Shimon dan asistennya Gal Cohen, berada di Athena menjelang pertandingan antara Hapoel Beersheba dan AEK Athens.
Keduanya sedang berjalan ketika seorang pria mendekati mereka dan, menurut pernyataan dari Asosiasi Sepak Bola Israel, "mulai melontarkan pernyataan-pernyataan yang merendahkan, tampaknya setelah ia mendengar mereka berbicara dalam bahasa Ibrani."
Baca Juga: Israel Izinkan Negara Asing untuk Kirimkan Bantuan ke Gaza, Takut ke Prancis?
"Keduanya mengabaikannya dan setelah ia memulai kontak fisik dengan mereka, mereka menjauhkannya dari area tersebut bersama warga sipil lainnya," tambah pernyataan tersebut, yang dilaporkan oleh penyiar publik Kan.
Terkait Pembebasan Palestina
Pelatih Timnas Israel Ran Ben Shimon. (Instagram @iisr.fa)
Channel 12 melaporkan bahwa pria itu berteriak, "Bebaskan Palestina."
"Insiden buruk di Athena ditangani dengan cepat dan efisien, dan saya hanya meminta maaf atas kekasaran dan kekasaran orang tersebut," kata Ben Shimon dalam sebuah pernyataan yang dilaporkan oleh media Ibrani.
"Saya ragu dia bahkan menyebut kami sebagai pelatih tim nasional, dan saya menduga penyebabnya adalah karena kami orang Israel yang berbicara bahasa Ibrani."
Ia menambahkan, "Saya bangga mewakili negara saya di mana pun. Ini jelas tidak akan menghalangi saya di masa mendatang."
Ben Shimon juga berada di Paris untuk sebuah pertandingan pada November 2024 ketika pengunjuk rasa anti-Israel berdemonstrasi menentang pertemuan pro-Israel yang terkait dengan kelompok sayap kanan.
Insiden itu terjadi di tengah beberapa bentrokan anti-Israel lainnya di Yunani, tujuan wisata populer bagi warga Israel. Itu merupakan sebagian kecil dari serangkaian insiden penyerangan terhadap warga Israel di Yunani terkait pro kemerdekaan Palestina.