Polisi Gagalkan Pengiriman Senjata Api Buatan Pindad untuk KKB di Puncak Jaya: Libatkan Mantan Anggota TNI
Daerah

Kepolisian Daerah (Polda) Papua berhasil menggagalkan pengiriman senjata api dan amunisi yang ditujukan kepada Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Puncak Jaya.
Pengiriman tersebut diungkap pada Kamis malam, (6/3/2025) di kawasan jalan Trans Papua, wilayah Kabupaten Keerom.
Polisi juga mengungkap jika senjata dan amunisi yang disita tersebut ternyata buatan PT Pindad, dan pengirimannya melibatkan seorang mantan anggota TNI.
Baca Juga: Denny Sumargo Ikut Suarakan Save Raja Ampat
Kapolda Papua, Irjen Pol. Patrige Renwarin, memastikan bahwa enam pucuk senjata api (empat laras pendek dan dua laras panjang) serta 882 butir amunisi berbagai kaliber yang diamankan merupakan produksi PT Pindad.
Meskipun demikian, beliau menambahkan bahwa pihaknya akan melakukan pengecekan lebih lanjut ke laboratorium forensik untuk memastikannya.
Modus pengiriman yang digunakan cukup canggih. Senjata dan amunisi disembunyikan di dalam kompresor untuk menghindari deteksi.
Baca Juga: Satu Tersangka Pembunuhan Disertai Mutilasi di Mimika Masih DPO
Paket tersebut dikirim melalui jalur laut dan tiba di Jayapura pada Selasa, 4 Maret 2023, sebelum akhirnya diangkut melalui jalur darat menuju Puncak Jaya.
Penyelidikan berawal dari informasi yang diterima oleh pihak kepolisian. Tersangka, Yuni Enumbi, mengaku membeli senjata api dan amunisi tersebut seharga Rp 1,3 miliar dari seseorang di Jakarta.
Barang tersebut kemudian dikirim ke Surabaya untuk pengemasan sebelum akhirnya dikirim ke Jayapura.
Yuni Enumbi berencana menyerahkan senjata api dan amunisi tersebut kepada Leri Telenggen, salah satu pimpinan KKB di Puncak Jaya yang berafiliasi dengan Lekagak Telenggen.
Menurut pengakuan Yuni Enumbi, senjata tersebut akan digunakan untuk mendukung aksi-aksi KKB di wilayah tersebut.
Pihak kepolisian saat ini masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap jaringan di balik pengiriman senjata api dan amunisi ini.
Kapolda Papua juga mengungkapkan bahwa Yuni Enumbi merupakan mantan anggota TNI yang pernah bertugas di Kodam XVIII Kasuari, Papua Barat.
Hal ini semakin mempertegas pentingnya pengawasan ketat terhadap peredaran senjata api dan amunisi di Indonesia.