Penyebab Wanita Punya Kumis Tebal yang Patut Kamu Diketahui

Bagi sebagian besar wanita, munculnya kumis tebal bisa menjadi pengalaman yang mengganggu dan menurunkan rasa percaya diri.

Meski rambut wajah pada wanita bukanlah hal asing, jika jumlah dan ketebalannya melebihi batas wajar, kondisi ini bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan tertentu.

Oleh karena itu, penting untuk memahami apa saja penyebab yang mendasari agar dapat ditangani dengan tepat.

Sindrom PCOS

Salah satu penyebab paling umum dari tumbuhnya kumis tebal pada wanita adalah sindrom ovarium polikistik atau PCOS.

Kondisi ini terjadi akibat ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron, yang biasanya dialami oleh wanita usia produktif.

Gejalanya bukan hanya kumis tebal, tetapi juga siklus menstruasi tidak teratur, jerawat yang sulit diatasi, hingga risiko jangka panjang seperti penyakit jantung dan diabetes tipe 2 jika tidak segera ditangani.

Ilustrasi wanita Berkumis (Meta AI)

Sindrom Hirsutisme

Selain PCOS, kondisi lain yang dapat memicu pertumbuhan rambut berlebih adalah hirsutisme. Hirsutisme ditandai dengan tumbuhnya rambut kasar dan gelap di area tubuh yang biasanya hanya dialami laki-laki, seperti dagu, dada, dan punggung.

Penyebab utamanya adalah tingginya kadar hormon androgen (hormon pria) dalam tubuh wanita, yang membuat distribusi rambut menjadi menyerupai pola pertumbuhan pria.

Faktor genetik juga bisa berperan melalui kondisi yang dikenal sebagai hiperplasia adrenal kongenital. Kelainan bawaan ini memengaruhi kelenjar adrenal yang bertugas memproduksi hormon kortisol dan aldosteron.

Akibat gangguan tersebut, wanita tidak hanya mengalami masalah metabolisme dan tekanan darah, tetapi juga dapat tumbuh rambut berlebih, termasuk kumis.

Sindrom Cushing

Penyebab lainnya adalah sindrom cushing, yaitu kondisi yang dipicu oleh kadar hormon kortisol berlebih dalam tubuh.

Wanita dengan sindrom ini biasanya mengalami kenaikan berat badan drastis, wajah tampak lebih bulat, siklus haid terganggu, serta pertumbuhan rambut yang lebih lebat pada tubuh dan wajah.

Gejala-gejala ini membuat kondisi cushing sering kali terdeteksi dari perubahan fisik yang cukup mencolok.