Perbedaan Metode Belajar Indoensia dan Jepang, Lebih Utamakan Proses Ketimbang Hasil

Nasional

Senin, 24 Februari 2025 | 16:47 WIB
Perbedaan Metode Belajar Indoensia dan Jepang, Lebih Utamakan Proses Ketimbang Hasil
Ilustrasi Negara Jepang (Pixabay)

Di Jepang, sistem pendidikan lebih menekankan pada proses belajar dibandingkan sekadar mengejar nilai akhir. Hal ini bertujuan untuk membangun disiplin, kerja keras, serta keterampilan sosial dan moral pada siswa sejak dini.

rb-1

Ilmuwan Indonesia yang berkiprah di Jepang, Sastia Prama Putri, mengungkapkan perbedaan proses belajar di Indonesia dengan di Jepang. Jika Indonesia menitikberatkan pada hasil, di Jepang lebih menitikberatkan pada proses.

Sastia Prama Putri (kanan), ilmuwan Indonesia dan non-Jepang pertama penerima Ando Momofuku Award berpose dengan Mantan Perdana Menteri Jepang Junichiro Koizumi.(tangkapan layar)

Sastia merupakan associate professor di kampus riset nomor satu di Jepang Universitas Osaka. Dia meniti karier sebagai akademisi dan ilmuwan di Jepang selama dua dekade lebih.

Baca Juga: Sempat Tertunda Gegara Kapal Nelayan Dibakar, KKP-Australia Sepakat Patroli Bareng

rb-3

"Yang perbedaan paling fundamental tapi paling simpel itu apa? Di Indonesia itu mengedepankan hasilnya. Di Jepang, mengedepankan proses. Jadi tadi, baca buku, berlatih, melakukan repetisi, membangun disiplin, konsistensi, itu bagian dari proses. Proses belajarnya penting. Lalu pasti akan menghasilkan sesuatu yang baik," kata Sastia mengutip podcast DipTalk Youtube kumparan 24 Februari 2025.

Sementara di Indonesia, Sastia mengatakan hasil selalu lebih didahulukan dibandingkan proses. Hal ini terlihat dari level pemerintah, kantor, bahkan sejak anak-anak masih kecil.

"Dinilai kalau bisa calistung bagus gitu, kan. Bagaimana proses dia mengerti apa enggak, misalnya bisa baca tapi dia mengerti nggak apa yang dia baca? Apa hanya bisa baca aja? Atau misalnya kita menghafal terus akhirnya bisa dapet nilai yang bagus, tapi dia paham nggak yang dihafal? Jadi, prosesnya itu banyak di shortcut demi hasil instan," ungkapnya.

Baca Juga: WHO Berencana Ganti Nama Monkeypox jadi MPOX

Sastia mengatakan, pandangan seperti yang diucapkannya masih terjadi di Indonesia, selama pondasi belajar tidak dibenahi maka Indonesia tak akan maju.

"Karena proses (belajar di Indonesia) tidak dilakukan dengan proses lewat yang baik dan benar. Kita akan selalu mencari jalan pintas, kita selalu pengennya instan, tapi sebenarnya pondasinya itu hampir tidak ada, sangat-sangat rapuh makanya collapse," tuturnya.

Menurut Sastia, harus kembali dipikirkan seperti apa konsep pendidikan yang ingin dijalani di Indonesia. Ia berpendapat, pendidikan bukan hanya sekadar menghasilkan orang yang nilai matematikanya tinggi atau sekadar jago menghafal.

"Tapi ketika in the real world, in the real setting, apalagi dengan sekarang sudah ada AI, itu sudah menjadi hal yang relevan lagi, kan. Yang relevan itu adalah soft skill, logika berpikir, hal-hal yang enggak bisa dilakukan sama robot. Hal-hal yang enggak bisa dilakukan sama AI," ujarnya.

Ilustrasi Jepang (Pixabay)

Jadi bisa disimpulkan bahwa sistem pendidikan Jepang bukan hanya tentang nilai akademik, tetapi lebih menekankan pada pembentukan karakter, usaha, dan keterampilan sosial.

Dengan pendekatan ini, siswa tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki mentalitas pekerja keras, disiplin, dan mampu menghadapi tantangan kehidupan dengan sikap yang positif.

Apakah menurutmu sistem ini cocok diterapkan di Indonesia?

Tag Internasional Indonesia #kaburajadulu Jepang Sastia Putri Diptalk Proses Belajar di Jepang

Terkini