Peringatan 21 Tahun Tsunami Aceh di Tengah Duka Banjir dan Longsor
Baca Juga: BMKG: Februari Puncak Musim Hujan, Siaga Potensi Bencana
Bencana banjir Aceh. [Istimewa]Peringatan tersebut turut diisi tausiah oleh Ustaz Abdul Somad. Dalam ceramahnya, ia menekankan bahwa bencana tidak semata-mata dipandang sebagai takdir, tetapi juga berkaitan erat dengan ulah manusia.
Ia mengilustrasikan peran penting pepohonan dalam menahan air dan menjaga kestabilan tanah sebagai pelajaran sederhana namun mendalam tentang menjaga kelestarian lingkungan.
Selain menyampaikan tabligh akbar, Ustaz Abdul Somad juga menyerahkan bantuan kemanusiaan secara simbolis kepada Pemerintah Aceh. Bantuan tersebut antara lain berupa satu ton rendang yang akan disalurkan kepada para korban banjir.
Peringatan 21 tahun tsunami Aceh yang merenggut lebih dari 126.000 jiwa pada 26 Desember 2004 menjadi momentum refleksi bersama, sekaligus penguatan solidaritas sosial di tengah bencana yang kembali melanda.
Di sisi lain, Pemerintah Aceh kembali memperpanjang status tanggap darurat bencana hidrometeorologi untuk kedua kalinya. Status tersebut berlaku selama 14 hari, terhitung mulai 26 Desember 2025 hingga 8 Januari 2026, seiring masih tingginya dampak banjir dan longsor di berbagai wilayah.
“Saya menetapkan perpanjangan kedua status tanggap darurat bencana hidrometeorologi Aceh selama 14 hari, terhitung 26 Desember 2025 hingga 8 Januari 2026,” kata Muzakir Manaf dalam keterangannya, Kamis (25/12/2025).
Gubernur Aceh Muzakir Manaf. [Istimewa]Gubernur Aceh Muzakir Manaf menegaskan, keputusan itu diambil usai rapat koordinasi bersama pemerintah pusat dan pemerintah daerah terdampak.
Menurutnya, perpanjangan status darurat diperlukan agar penanganan bencana berjalan maksimal, terutama untuk menjangkau daerah-daerah yang hingga kini masih terisolasi akibat kerusakan infrastruktur.