Petugas BPBD Ini Ungkap Rute Paling Mungkin untuk Kirim Bantuan ke Aceh di Tengah Banjir
Sebuah rekaman video yang beredar luas di media sosial pada Senin, 1 Desember 2025, menyentakkan perhatian publik. Melalui unggahan akun Threads @yennysyen, seorang petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) terlihat mengenakan rompi dan topi oranye khasnya, menyampaikan kondisi darurat di Aceh yang kian memprihatinkan pascabencana banjir besar.
Hujan Ekstrem Picu Sungai Meluap dan Tanggul Jebol
Postingan salah satu akun threads yang menampilkan petugas BPBD mengenai banjir di Sumatra (Threads)
Baca Juga: Viral Tangisan Jurnalis CNN di Lokasi Banjir Aceh, Video Kini Menghilang
Bencana hidrometeorologi ini dipicu curah hujan ekstrem yang mengguyur wilayah hulu hingga hilir selama sepekan. Ditambah pasang air laut yang menghambat aliran sungai ke muara, debit air meningkat drastis dan tak tertampung lagi oleh sungai-sungai besar di Aceh Utara dan Aceh Tamiang.
Limpasan air memicu jebolnya beberapa tanggul, merendam permukiman, memutus akses jalan nasional, serta merusak jembatan dan infrastruktur penting lainnya. Ribuan warga terisolasi, sementara listrik, sinyal, dan pasokan BBM terputus selama berhari-hari.
BPBD Imbau Bantuan Dialihkan Lewat Jalur Air
Dalam video tersebut, petugas BPBD memberikan instruksi tegas kepada para donatur dan relawan. Dengan akses darat yang lumpuh total, ia meminta agar seluruh bantuan logistik dikirimkan lewat jalur air.
“Kami sarankan mengirimkan bantuan melalui jalur air, misalnya titik kumpul dari Pangkalan Susu (Sumatera Utara). Kami akan sambut dan langsung menyeberangkan ke Kabupaten Sitamiang,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa tim di lapangan akan berupaya menembus banjir untuk menjangkau warga yang terperangkap.
Puluhan Jenazah Belum Bisa Diurus
Banjir di Padang
Bagian paling memilukan dari laporan tersebut adalah kondisi korban jiwa. Karena isolasi wilayah selama 4–5 hari, petugas menyebutkan bahwa puluhan jenazah belum bisa ditangani sebagaimana mestinya.
“Aceh Utara sudah terlantar 30 jenazah. Kami memohon bantuan, kami sudah berhari-hari tanpa komunikasi dan BBM,” kata petugas itu dengan suara yang bergetar menahan haru.
Pengakuan tersebut memicu gelombang reaksi di media sosial. Banyak warganet mempertanyakan lambatnya respon tanggap darurat dari pemerintah pusat maupun daerah.
Netizen Soroti Lambatnya Bantuan Darurat
Komentar penuh kritik dan keprihatinan membanjiri unggahan tersebut. “Padahal TNI punya helikopter, kenapa penanganannya lambat sekali? Bagaimana ini pemerintah?” tulis akun @decoqent.
Sementara itu, dukungan moral mengalir kepada para petugas di lapangan yang terus bekerja dengan peralatan serba terbatas. “Sehat-sehat untuk para relawan. Ikut merasakan perjuangan mereka,” komentar akun @novi.opi.