PMII Curup Desak Pengungkapan Tuntas Penembakan Petani Pino Raya
Negara Dianggap Belum Hadir Sepenuhnya
Pistol yang diduga digunakan untuk menembak petani. [Ist]
Menurut PMII Curup, konflik tanah antara warga Pino Raya dan perusahaan seharusnya ditangani lewat mekanisme hukum dan dialog, bukan dengan kekerasan.
Mereka menilai negara belum memberikan kepastian hukum maupun jaminan keselamatan bagi masyarakat.
“Kami mendesak pemerintah daerah, pihak kepolisian, dan Komnas HAM turun langsung melakukan penyelidikan independen. Tidak boleh ada aktor yang dibiarkan lolos dari tanggung jawab,” tambah Abdul.
Seruan Solidaritas dari Mahasiswa
PMII Curup juga mengajak kelompok masyarakat sipil, organisasi pemuda, dan mahasiswa lainnya untuk ikut mengawal proses hukum hingga selesai.
“Ini bukan sekadar konflik lokal. Ini tragedi kemanusiaan. Mahasiswa wajib turun ketika rakyat kecil mengalami ketidakadilan,” tutup Abdul.
Hingga berita ini dipublikasikan, para korban masih menjalani perawatan intensif di fasilitas kesehatan.
Insiden tersebut mendapat perhatian luas dari publik dan berbagai organisasi masyarakat sipil di Bengkulu.