Polaroid AI Trending, Begini Cara Netizen Bisa Foto 'Mesra' dengan Idola

Dunia maya kembali digemparkan oleh fenomena baru yang memanfaatkan kemajuan teknologi kecerdasan buatan (AI). Kali ini, pengguna media sosial berlomba-lomba menampilkan foto polaroid yang tampak realistis, seolah mereka sedang berpose bersama idola favorit.

Teknologi Gemini AI menjadi inti dari tren ini, memungkinkan dua gambar berbeda digabungkan menjadi satu foto yang menawan dan seolah nyata.

Fenomena ini menyebar dengan cepat di berbagai platform, mulai dari Instagram, X (dulu Twitter), hingga TikTok. Bagi para penggemar, khususnya generasi muda, tren ini memberikan pengalaman virtual yang mendekati kenyataan kesempatan untuk “bersama” dengan figur publik yang mereka kagumi, meskipun hanya berupa ilusi digital.

Baca Juga: Mantan Eksekutif Google Sebut Gelar Sarjana Hukum-Kedokteran Buang-Buang Waktu karena AI

Dari Action Figure Virtual hingga Polaroid AI

Kolase action figur dan Polaroid AI

Sebelum polaroid AI menjadi viral, komunitas digital sempat ramai dengan tren action figure AI. Pengguna membuat miniatur diri mereka sendiri dalam bentuk figur digital, memerlukan deskripsi yang rinci agar hasilnya sesuai harapan.

Meskipun menyenangkan, prosesnya cukup kompleks dibandingkan tren polaroid AI yang lebih sederhana.

Baca Juga: Lagi Tren, Kumpulan Prompt AI Gemini untuk Ubah Foto Karakter Favorit Jadi Action Figure Keren

Dengan polaroid AI, pengguna hanya perlu memberi instruksi singkat, lalu AI dapat menciptakan berbagai gaya foto: mulai dari candid yang alami, nuansa romantis, hingga potret hangat bersama idola.

Fenomena ini dengan cepat memikat para penggemar, menjadikannya tren yang viral dalam waktu singkat.

Cara Mudah Membuat Foto Polaroid AI Sendiri

Bagi siapa saja yang ingin ikut tren ini, langkah-langkahnya sangat mudah dan intuitif:

1. Buka Gemini AI: Akses melalui aplikasi atau laman resmi di gemini.google.com/app.

2. Siapkan Gambar: Pilih dua foto—satu wajah Anda dan satu foto idola.

3. Unggah ke Platform: Masukkan kedua foto ke Gemini AI.

4. Tulis Instruksi (Prompt): Contoh, “polaroid candid di kafe” atau “potret romantis di bawah lampu kota.”

5. Proses dan Simpan: Tunggu AI memproses gambar, lalu simpan atau bagikan hasilnya.

Banyak pengguna juga menambahkan kreativitas melalui prompt unik, seperti selfie spontan, momen kebersamaan sederhana, atau potret romantis yang realistis. Hasilnya tidak hanya menghibur, tapi juga menginspirasi ide-ide baru bagi komunitas digital.

Dampak Sosial dan Psikologis Tren Polaroid AI

Polaroid gemini AI (TikTok)

Fenomena polaroid AI lebih dari sekadar hiburan. Teknologi ini menunjukkan bagaimana AI kini mampu menjadi medium ekspresi diri dan interaksi sosial.

Bagi penggemar, foto polaroid AI bisa menjadi bentuk baru mengekspresikan kekaguman terhadap idola mereka, menghadirkan pengalaman yang terasa nyata meski sepenuhnya digital.

Namun, tren ini juga menimbulkan pertanyaan tentang batas antara dunia nyata dan ilusi. Paparan terus-menerus terhadap realitas yang dimanipulasi bisa menimbulkan ekspektasi yang tidak realistis, perbandingan sosial yang kurang sehat, atau distorsi persepsi diri.

Diskusi mengenai keseimbangan antara hiburan digital dan kehidupan nyata menjadi semakin relevan.

Risiko dan Tantangan di Balik Popularitas AI

Meski menawarkan pengalaman menyenangkan, tren ini juga memiliki sisi gelap. Salah satunya terkait privasi: foto pribadi yang diunggah ke platform AI bisa disimpan atau disalahgunakan, terutama jika kebijakan privasi tidak transparan.

Selain itu, AI dapat digunakan untuk manipulasi yang merugikan, seperti membuat konten deepfake, menyebarkan hoaks, atau memfitnah orang lain. Oleh karena itu, pengguna harus selalu kritis, membedakan antara dunia nyata dan kreasi digital, dan menggunakan teknologi dengan bijak.