Polisi Berkilah Pengamanan Unjuk Rasa di Parigi Moutong Sesuai SOP

Forumterkininews.id, Jakarta - Polda Sulawesi Tengah mengklaim dalam pembubaran unjuk rasa dengan melakukan pemblokiran jalan di Desa Sinei, Kabupaten Parigi Moutong, sudah sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP). Dalam peristiwa itu, seorang warga bernama Erfaldi (21), tewas tertembak pada Sabtu (12/2/2022) kemarin.

Kabid Humas Polda Sulteng, Kombes Didik Supranoto menegaskan secara umum dalam melakukan tindakan tegas untuk membubarkan massa yang memblokir jalan sudah sesuai prosedur. Terlebih lagi, sebelumnya Kapolres Parigi Moutong dalam arahannya kepada personil pengamanan unjuk rasa untuk tidak membawa senjata.

"Tetapi ada pelanggar SOP, jadi bukan kepolisian. Tetapi ada yang tidak patuh dengan SOP, jadi secara umum sudah sesuai SOP tetapi ada beberapa anggota yang tidak patuh SOP," kilahnya saat konferensi pers di Mapolda Sulteng, Selasa (15/2/2022) hari ini.

Baca Juga: Dishub DKI Segera Tutup 27 Jalur Putar Balik di Jakarta

Bidpropam Polda Sulteng lanjut Didik, saat ini sedang melakukan penyelidikan dan mencari anggota yang melakukan penembakan. Ia juga mengungkapkan, bahwa unjuk rasa warga menolak tambang emas PT Trio Kencana dengan cara memblokir jalan sudah tiga kali terjadi, pertama kedua masih bisa dinegosiasi dengan pihak kepolisian.

"Kemudian yang ketiga kemarin kepolisian tidak berhasil melakukan negosiasi dengan masa yang melakukan pemblokiran jalan," ujarnya

Ia menegaskan bahwa pihak kepolisian hanya mempermasalahkan unjuk rasa yang menutup akses jalan. Pasalnya, jalan tersebut merupakan satu-satunya akses ke Gorontalo sampai ke Sulawesi Utara.

Baca Juga: Tersangka Pembunuh Brigadir J Beri Keterangan di Sidang Etik Ferdy Sambo

"Kalau jalan itu ditutup sudah tidak ada alternatif lain, semuanya macet. Kalau malam itu polisi tidak berinisiatif untuk membuka blokir jalan maka akan terjadi kemacetan panjang," ungkapnya.