Potensi Megathrust M8.8 Pesisir Selatan, BMKG: Ancaman Ini Bisa Datang Tiba-tiba

Nasional

Jumat, 26 September 2025 | 04:07 WIB
Potensi Megathrust M8.8 Pesisir Selatan, BMKG: Ancaman Ini Bisa Datang Tiba-tiba
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati/Foto:dok bmkg

Pesisir selatan, terutama di sekitar Selat Sunda, Jawa Barat, dan Jawa Tengah, sejak lama menjadi perhatian para pakar gempa lantaran berada di atas zona megathrust yang menyimpan energi besar dan berpotensi menimbulkan gempa sangat kuat yang dapat memicu tsunami besar.

rb-1

Hal itu juga yang kali ini kembali diingatkan BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) pada masyarakat agar selalu waspada.

Menurut Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, Daerah Istimewa Yogyakarta, khususnya wilayah pesisir selatan, memiliki tingkat aktivitas seismik yang tinggi.

Baca Juga: Seorang Warga Bantul Meninggal Dunia Akibat Gempa Jumat Malam

rb-3

Dalam kurun sepuluh tahun terakhir, tercatat 114 kejadian gempa bumi dengan magnitudo di atas 5, dua kali gempa bumi merusak, serta 44 guncangan yang dirasakan masyarakat.

Potensi Megathrust di Selatan M8.8 Berpotensi Tsunami Besar

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati/Foto: dok bmkgKepala BMKG Dwikorita Karnawati/Foto: dok bmkg

Baca Juga: BMKG: 70 Persen Wilayah Indonesia Masuk Musim Hujan

Bahkan, lanjutnya, berdasarkan Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia (PUSGEN 2017), potensi gempa bumi megathrust di selatan mencapai magnitudo 8,8 yang berpotensi memicu tsunami besar.

“Ancaman ini nyata dan bisa terjadi tiba-tiba. Karena itu, kesiapsiagaan harus terus diperkuat. SLG ini adalah wujud kepedulian negara untuk melindungi keselamatan masyarakat dari bencana gempabumi dan tsunami,” ujar Dwikorita, saat membuka Sekolah Lapang Gempabumi dan Tsunami (SLG) di Kulon Progo, baru-baru ini.

Bandara YIA Dirancang Khusus Hadapi Gempa Megathrust

Foto: yogyakarta-airport.co.idFoto: yogyakarta-airport.co.id

Dwikorita menambahkan, Kabupaten Kulon Progo menjadi wilayah strategis karena tidak hanya berada di kawasan rawan bencana, tetapi juga menjadi pintu gerbang wisata Yogyakarta dengan keberadaan Yogyakarta International Airport (YIA).

YIA disebutnya sebagai satu-satunya bandara di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara atau mungkin di dunia, yang sejak awal dirancang khusus untuk menghadapi ancaman gempa bumi megathrust dan tsunami.

“Keberadaan YIA adalah simbol kesiapsiagaan bencana. Dengan desain khusus tersebut, Kulon Progo memiliki peluang menjadi contoh daerah tangguh bencana. Ketangguhan inilah yang akan menjaga rasa aman masyarakat sekaligus meningkatkan kepercayaan wisatawan dan investor,” tegas Dwikorita.

Karenanya, ia meminta agar kesiapsiagaan masyarakat menghadapi potensi gempa bumi dan tsunami di DIY, diperkuat.

Sebagai bentuk penguatan mitigasi, BMKG terus menggencarkan sejumlah program, di antaranya Sekolah Lapang Gempa bumi dan Tsunami, Masyarakat Siaga Tsunami, serta BMKG Goes To School.

Hingga kini, enam desa di DIY telah diakui sebagai Masyarakat Siaga Tsunami, sementara program edukasi di sekolah telah menjangkau 166 sekolah dengan lebih dari 20 ribu peserta.

Program-program tersebut dirancang untuk menumbuhkan kesadaran dan kemampuan masyarakat dalam merespons tanda bahaya serta memahami peringatan dini.

12 Indikator Tsunami Ready UNESCO-IOC

Ilustrasi tsunami/Foto: istimewaIlustrasi tsunami/Foto: istimewa

Dwikorita menegaskan, implementasi 12 Indikator Tsunami Ready yang ditetapkan UNESCO-IOC, seperti pembangunan rambu evakuasi, peta bahaya tsunami, hingga rencana kontinjensi, harus segera diwujudkan di daerah-daerah pesisir.

“Jika indikator tersebut dipenuhi, target zero victim bukan mustahil tercapai. Kuncinya adalah sinergi pemerintah daerah, masyarakat, dan swasta dalam membangun kesiapsiagaan yang berkelanjutan,” ujarnya.

Dwikorita berharap SLG di Kulon Progo ini menjadi momentum untuk memperkuat kapasitas daerah dalam menghadapi bencana. Ia juga menekankan pentingnya peran aktif masyarakat dalam meneruskan ilmu dan pengalaman yang diperoleh dari program ini.

“Bencana memang tidak bisa kita cegah, tetapi dampaknya bisa kita kurangi. Dengan kesiapsiagaan, kita tidak hanya menyelamatkan nyawa, tetapi juga memastikan pembangunan dan pariwisata tetap berkelanjutan,” ujarnya.***

Tag BMKG Potensi Megathrust M8.8

Terkini