Presiden Prabowo Gelar Rapat Kabinet Hybrid di Hambalang, Bahas Apa?
Nasional

Presiden Prabowo Subianto menggelar rapat terbatas (ratas) bersama jajaran Kabinet Merah Putih pada Jumat, 1 Agustus 2025.
Uniknya, rapat kali ini tidak dilakukan di Istana Negara, melainkan bertempat di kediaman pribadi Presiden Prabowo, di Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Rapat tersebut digelar secara hybrid, dengan sebagian menteri hadir langsung di lokasi, sementara lainnya mengikuti secara virtual melalui konferensi video.
Menurut keterangan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, rapat berlangsung setelah Presiden melaksanakan ibadah salat Jumat.
"Selepas salat Jumat, Presiden Prabowo memimpin ratas dengan beberapa menteri Kabinet Merah Putih untuk membahas capaian dan perkembangan terbaru sejumlah program strategis pemerintah," ujar Teddy seperti dilihat FT News di akun Instagram Sekretariat Kabinet, Jumat (1/8/2025) malam.
Dorong Pembukaan Bandara Internasional Baru
Salah satu topik utama yang menjadi fokus rapat terbatas Presiden Prabowo di Hambalang adalah dorongan percepatan pembangunan bandara internasional baru di berbagai daerah.
Presiden menekankan bahwa peningkatan aksesibilitas udara menjadi kunci percepatan konektivitas dan pertumbuhan ekonomi di tingkat daerah.
“Presiden ingin agar semakin banyak bandara internasional dibuka, terutama di kawasan-kawasan strategis yang memiliki potensi wisata dan perdagangan tinggi,” ujar Teddy.
Menurutnya, pengembangan infrastruktur transportasi udara akan menjadi bagian dari program prioritas nasional dalam jangka menengah 2025–2029.
Langkah ini dinilai krusial dalam mendorong perputaran ekonomi daerah, meningkatkan mobilitas masyarakat, serta membuka peluang investasi asing di sektor pariwisata, logistik, dan transportasi.
Arahan Presiden Soal Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan
Presiden Prabowo Gelar Rapat Kabinet Hybrid. [Instagram/@sekretariat.kabinet]Selain isu konektivitas udara, Presiden Prabowo Subianto juga memberi perhatian khusus pada ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang meningkat seiring masuknya musim kemarau ekstrem.
Ia meminta kementerian terkait segera menyusun langkah antisipatif agar bencana tidak meluas seperti tahun-tahun sebelumnya.
“Presiden menekankan perlunya langkah konkret dalam pencegahan potensi karhutla akibat cuaca panas ekstrem. Ini termasuk koordinasi lintas sektor antara KLHK, BNPB, dan pemerintah daerah,” pungkas Teddy.
Antisipasi kebakaran hutan dan lahan 2025 ini dianggap penting dalam rangka menjaga kestabilan lingkungan hidup, kesehatan masyarakat, dan keberlangsungan sektor pertanian serta perkebunan.
Evaluasi Program Ekonomi, Pertanian, dan Kelautan Ikut Dibahas
Jajaran kementerian ikut rapat secara virtual melalui konferensi video. [Instagram/@sekretariat.kabinet]Selain dua isu utama tersebut, rapat juga mencakup evaluasi program kerja di sektor ekonomi makro, pertanian, serta pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan.
Presiden disebut meminta laporan progres dari kementerian terkait, termasuk capaian dan hambatan di lapangan.
Menurut Teddy, Presiden juga mengarahkan agar setiap kementerian melakukan percepatan realisasi program 100 hari kerja yang telah dicanangkan sejak awal masa pemerintahan Kabinet Merah Putih.