Profil dan Biodata Paus Fransiskus, Meninggal Setelah Mengisi Khotbah Paskah
Nasional

Umat Katolik saat ini sedang berduka, Kepala negara Vatikan, Paus Fansiskus dikabarkan meninggal dunia di Vatikan, Roma, Pada Senin (21/4/2025).
Sebelum meninggal Paus Fransiskus dikabarkan tengah di rawat pada bulan Februari lalu, ia dikabarkan menderita penyakit bronkitis kronis. Ia sempat diperbolehkan pulang pada tanggal 23 Maret 2025.
Saat paskah Paus Fransiskus sempat hadir di Saint Peter’s Squre pada Minggun (20/4/2025).
Baca Juga: Sehari Setelah Paskah, Paus Fransiskus Dianggap Meninggal di Hari Terbaik
Ia juga sempat memberikan pesan untuk para warga Gaza dan juga beberapa negara yang mengalami peperangan.
Setelah kemunculan Paus Fransiskus di Saint Peter’s Square, dikabarkan bahwa Paus telah meninggal dunia di kediamannya di Casa Santa Marta, Vatikan.
“Saudara-saudari terkasih, dengan kesedihan yang mendalam saya harus mengumumkan kematian Bapak Suci kita, Paus Fransiskus,” ucap Kardinal Kevin Farrell dalam saluran Telegram.
Baca Juga: Doa Terakhir dari Para Kardinal Saat Prosesi Pemakaman Paus Fransiskus
“Pukul 7:35 pagi ini, Uskup Roma, Fransiskysm kembali ke rumah Bapa. Seluruh hidupnya didedikasikan untuk pelayanan kepada Tuhan dan Gereja-Nya. Ia mengajarkan kita untuk menghayati nilai-nilai Injil denan kesetian, keberanian dan kasih yang universal, khusunya demi mereka yang termiskin dan terpinggirkan,” sambungnya.
Profil Paus Fransiskus
Paus Fransiskus memiliki nama asli Jorge Mario Bergoglio, ia lahir di Buenos Aires, Argentina pada 17 Desember 1936.
Jorge merupakan anak dari seorang imigran asal Italia. Ia memiliki seorang ayah yang bekerja sebagai akuntan di perusahaan kereta api.
Sang ibu, Regina Sivori merupakan seorang ibu rumah tangga yang secara telaten dan fokus merawat lima orang anaknya.
Paus Fransiskus telah menyelesaikan pendidikan sebagai seorang reknisi Kimia sebelum memilih jalur imamat.
Pada usia 21 tahun, ia mengalami pneumonia parah hingga dirinya harus menjalani operasi pengangkatan paru-paru kanannya.
Pada tahun 1958, Paus Fransiskus memasuk novisiat Ordo Jesuit di Villa Devoto dan melanjutkan studi humaniora di Chilli, ia pun mendapatkan gelar setara magister dalam bidang filsafat di Provinsi Buenos Aires.
Pada tahun 1973, ia mengucapkan kaul akhir dalam ordo Jesuit dan diangkat sebagai pemimpin Jesuit di Arentina pada tahun 1979.
Di tahun itu juga Bergoglio menghadapi masa-masa sulit akibat kudeta militer 1976 yang dipimpin oleh Jenderal Jorge Rafael Videla. Ribuan orang yang dicurigai sebagai oposisi politik mengalami penculikan, penyiksaan dan pembunuhan oleh rezim militer.
Pada masa itu, Paus Fransiskus membatu beberapa orang untuk melarikan diri dari penguasa, tetapi perannya dalam penculikan dua imam Jesuit pada 1976 menimbulkan kontroversi.
Ada beberapa pihak menuduh Puas Fransiskus gagal melindungi mereka atau bahkan berkonpirasi dengan rezim.
Pada tahun 2013, Paus Benediktus XVI mengundurkan diri pada Februari 2013, Bergoglio terpilih sebagai paus dalam pemungutan suara kelima dan memilih nama Fransiskus, yang terinspirasi dari Santo Fransiskus dari Assisi.
Paus Fransiskus mewarisi intitusi yang mengalami penurunan kepercataan akibat skandal pelecehan seksual oleh klerus yang muali mancuat pada 1980-an dan 1990-an.
Didalam kontroversi tersebut, Paus Fransiskus menyerukan pembaruan spiritual dalam gereja, meminta lebih banyak perhatian terhadap kaum miskin dan mengkritik kecenderungan gereja yang beresiko menjadi sekadar organisasi birokrasi.
Tak hanya itu saja, ia pun mencoba membangun hubungan baik dengan lawan politiknya termasuk dengan Cristina Fernandez de Kirchner, yang ia undang ke audiensi resmi pertamanya sebagai paus.
Sejak awal masa kepausannya, Paus Fransiskus mengambil langkah reformasi yang signifikan sehingga dirinya dikenal dengan upaya dalam mempertahankan hubungan semua umat dari berbagai kalangan.