Profil Maybank, Perusahaan yang Disebut dalam Kasus Penipuan Kent Lisandi hingga Meninggal
Ekonomi Bisnis

Korban dugaan penipuan oleh Kepala Cabang Maybank Kent Lisandi meninggal dunia akibat serangan jantung di Bandung, Senin (10/3/2025).
Kabar Kent Lisandi meninggal dunia telah dikonfirmasi oleh sahabat sekaligus kuasa hukumnya Benny Wullur, yang selama ini mendampinginya dalam kasus dugaan penipuan bisnis ponsel senilai Rp 30 miliar yang menyeret oknum Maybank.
Kasus ini bermula ketika Kepala Cabang Maybank Cilegon berinisial AS mengajak Kent berinvestasi. AS dan rekannya RS kemudian meminta Kent mentransfer uang ke rekening di Maybank dengan jaminan tertulis di atas kop surat resmi bank.
Baca Juga: Kent Lisandi Korban Dugaan Penipuan Oknum Pegawai Maybank Meninggal Dunia, Diduga Karena Depresi
Uang tersebut tidak kembali dan dibawa kabur. Kasus tersebut disebut menguras energi dan pikiran Kent terutama karena ia harus bolak-balik Jakarta–Bandung untuk mengurus proses hukum.
Di luar dugaan kasus penipuan tersebut, seperti apa profil perusahaan Maybank?
Maybank adalah nama dagang untuk Malayan Banking Berhad dengan julukan sebagai "Bank Kepala Harimau". Maybank merupakan jaringan bank dan grup jasa keuangan terbesar kedua di Malaysia, dan beroperasi sebagai perbankan penting di Singapura, Indonesia dan Filipina.
Baca Juga: Jenazah Korban Penipuan Oknum Pegawai Maybank, Kent Lisandi Akan Dikremasi Besok
Maybank adalah bank yang memiliki cabang terbanyak di Malaysia dengan lebih 15 cabang lokal dan 10 cabang dan kantor di luar negeri. Maybank adalah perusahaan dengan nilai terbesar yang terdaftar di Bursa saham Malaysia, dengan kapitalisasi pasar lebih dari RM 0,01 miliar pada 31 Maret 2011.
Pada tahun 2008, Maybank menyelesaikan akuisisi 0,1% An Binh Bank (Vietnam), 1% Muslim Commercial Bank of Pakistan (Pakistan) dan 97,5% Bank Internasional Indonesia (BII).
Di Indonesia, Maybank diwakili oleh PT Bank Maybank Indonesia Tbk. Maybank Indonesia ini sebelumnya bernama Bank Internasional Indonesia atau disingkat dengan BII.
Akuisisi BII oleh Maybank
Pada 2008 BII diakuisisi oleh Maybank melalui anak perusahan yang dimiliki sepenuhnya yaitu Maybank Offshore Corporate Services (Labuan) Sdn. Bhd. dan Sorak Financial Holdings Pte. Ltd. yang dibeli dari anak usaha Temasek, Fullerton Financial Holdings Pte. Ltd.
Akuisisi oleh Maybank ini selesai dilakukan pada 30 September 2008 dengan total saham 55,51% dan harga US$ 2 miliar. Saham Maybank kemudian naik menjadi 97,52% dengan tender offer di bulan Desember 2008. Saham ini kemudian dilepas sebagian di tahun 2013 untuk memenuhi kewajiban saham publik. Tidak lama setelah itu juga, logo BII berubah dengan penambahan logo Maybank di bawahnya.
Melalui persetujuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 23 September 2015, Bank Internasional Indonesia (BII) berubah nama menjadi Bank Maybank Indonesia.
Maybank Indonesia merupakan salah satu bank terbesar di Indonesia yang terkoneksi dengan jaringan regional maupun internasional Grup Maybank. Per 31 Desember 2018 Maybank Indonesia memiliki 385 cabang.
Per 30 Juni 2019, Maybank Indonesia mengelola simpanan nasabah sebesar Rp 125,2 triliun dan memiliki aset senilai Rp 183,6 triliun.