Pulau Enggano Terisolir Akibat Pendangkalan Pelabuhan, 4.300 Jiwa Terdampak Krisis
Bengkulu

Pulau Enggano di Bengkulu saat ini mengalami keterisolasian sejak Maret 2025 akibat pendangkalan alur Pelabuhan Pulau Baai yang membuat kapal penumpang dan kapal barang tidak bisa bersandar di dermaga.
Akibatnya, sekitar 4.000 penduduk pulau ini kesulitan mendapatkan pasokan kebutuhan pokok, layanan kesehatan terganggu, serta hasil panen seperti pisang banyak yang membusuk dan tidak bisa dijual, menyebabkan ekonomi lokal terpuruk.
Timbulkan Krisis
Baca Juga: Pemkot Bengkulu Usulkan 113 Kuota CPNS ke Pusat
Warga membuang pisang yang membusuk karena tak bisa dijual. [Instagram]
Pendangkalan ini juga menghambat distribusi bahan bakar minyak ke wilayah tersebut, sehingga berpotensi menimbulkan krisis yang lebih luas di Provinsi Bengkulu.
Kondisi ini sudah menjadi krisis kemanusiaan yang mengancam kehidupan warga Pulau Enggano, termasuk anak-anak yang terancam putus sekolah karena keterisolasian selama empat bulan terakhir.
Baca Juga: Jalur Liku Sembilan Ditutup Total, Polres Bengkulu Tengah Lakukan Ini
Anggota DPR RI Rieke Diah Pitaloka yang menyoroti kondisi memprihatinkan ini kemudian terjun langsung ke Pelabuhan Baai, Minggu 22 Juni 2025.
Ia mengatakan adanya pendangkalan Pelabuhan Baai ini berdampak fatal terhadap 4.300 jiwa di Pulau Enggano.
"Kita sedang berada di Pelabuhan Baai, ini langsung meninjau alur pengerukan terjadinya pendangkalan Pelabuhan Pulau Baai yang itu berakibat fatal terhadap kehidupan 4.300 jiwa kehidupan di Pulau Enggano," kata Rieke seperti dilihat dari unggahan video akun instagramnya, Senin 23 Juni 2025.
Pengerukan Harus Cepat Selesai
Anggota DPR Rieke Diah Pitaloka meninjau ke lokasi. [Instagram]
Ia mengatakan pemerintah bersama dengan pihak terkait saat ini sedang mencari solusi agar pengerjaan pengerukan sedimen yang jadi penyebab pendangkalan bisa cepat selesai.
"Kita sedang cari solusi agar pengerjaan ini cepat selesai tapi sambil menunggu pengerukan selesai pastinya kehidupan 4.300 jiwa kehidupan di Pulau Enggano itu tidak bisa menunggu dan kita sedang mencari solusi, insha allah kita terus berjuang," tukas Rieke.