Purbaya Tolak Bayar Utang Kereta Cepat, Ini Tanggapan Istana

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menolak keras agar Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) digunakan untuk menanggung utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau proyek kereta cepat yang diberi nama Whoosh.

Purbaya menegaskan bahwa pembayaran utang tersebut merupakan tanggung jawab BPI Danantara Indonesia sebagai holding BUMN yang membawahi proyek ini, karena mereka sudah memiliki manajemen dan kemampuan finansial sendiri. Utang kereta cepat ini tembus hingga Rp116 triliun.

Menteri Keuangan Purbaya di tengah kepadatan. [IG @menkeuri]

Baca Juga: Chuck Putranto Sebut Sempat Pancing Ferdy Sambo Ceritakan Tewasnya Brigadir J

Menurut Purbaya, Danantara telah menerima dividen sekitar Rp 80 triliun dalam satu tahun sehingga seharusnya mampu mengelola masalah utang secara mandiri tanpa membebani APBN.

Ia menolak agar pemerintah menggunakan dana publik untuk menutupi kerugian atau kewajiban utang proyek tersebut, dan mendorong agar solusi pembiayaan yang dicari melalui skema lain yang tidak membebani keuangan negara.

Mensesneg Prasetyo Hadi menyampaikan pihaknya tengah mencari skema agar beban utang kereta cepat bisa dibayarkan.

Baca Juga: Hari ini Sebagian Wilayah Jakarta Diprediksi Hujan Angin Disertai Petir

"Sudah dibicarakan untuk mencari skema agar beban keuangan itu bisa dicarikan jalan keluar," katanya dalam keterangan yang dikutip FT News, Senin 13 Oktober 2025.

Mensesneg Prasetyo Hadi. [Instagram]

Prasetyo menjelaskan bahwa Whoosh merupakan moda transportasi yang sangat membantu masyarakat dan harus mendukung perkembangannya.

Ia juga menyampaikan wacana perluasan rute Whoosh hingga Surabaya, Jawa Timur.

“Kita pengin sebenarnya bisa berkembang ya, tidak hanya ke Jakarta dan sampai ke Bandung, mungkin juga kita sedang berpikir untuk sampai ke Jakarta, ke Surabaya,” tukasnya.