Putus Kontrak, UMG Sindir Fitur Musik AI Milik TikTok

FTNews – Universal Music Group (UMG) resmi tidak melanjutkan kontraknya dengan TikTok. Hal ini terjadi karena tidak ada titik temu antara kedua belah pihak.

UMG kini telah menarik lagu-lagu milik artis-artis yang bekerja di bawah perusahaan mereka dari TikTok. Video-video di TikTok yang menggunakan lagu-lagu ini menjadi sunyi dan muncul imbauan adanya pelanggaran hak cipta.

UMG juga telah mengeluarkan surat terbuka terkait dengan keputusan mereka yang tidak melanjutkan kerja sama mereka bersama TikTok. Di dalam surat terbuka itu, mereka menyatakan tiga buah permasalahan kritis mengapa UMG tidak ingin melanjutkan kerja sama dengan TikTok.

“Dalam diskusi pembaruan kontrak, kami telah menekan mereka pada tiga isu penting. Kompensasi yang sesuai untuk artis dan penulis lagu kami, melindungi artis manusia dari efek berbahaya AI, dan keamanan online bagi pengguna TikTok,” jelas UMG di dalam suratnya.

Ilustrasi pembuatan musik tanpa bantuan AI. Foto: canva

TikTok memiliki sebuah fitur dalam aplikasinya untuk membuat lagu dengan menggunakan teknologi artificial intelligence (AI). Pengguna hanya cukup menulis kriteria lagunya dan AI akan membuatkan lagu tersebut sesuai dengan kriteria yang pengguna tuliskan.

“Kami juga bergerak secara agresif untuk mewujudkan janji perlawanan kepada AI untuk memastikan hak dan kepentingan artis terlindungi saat ini dan di masa depan,” ungkap kekecewaan UMG atas fitur ini.

Sebelumnya, eksekutif senior di TikTok mengatakan kepada UMG bahwa mereka membangun TikTok berdasarkan musik. Namun, UMG menganggap bahwa TikTok membangun bisnis berlandaskan musik, tanpa mementingkan nilai dari musik itu sendiri.

“Terkait AI, TikTok membiarkan platformnya dibanjiri dengan rekaman yang dihasilkan AI. Serta mengembangkan alat untuk mengaktifkan, mempromosikan, dan mendorong pembuatan musik AI di platform itu sendiri,” tulis UMG

BACA JUGA:   Toyota "Recall" Avanza, Sienta, Veloz dan Yaris Cross. Apa Masalahnya?

“Dan kemudian menuntut hak kontrak yang memungkinkan konten ini terdilusi secara besar-besaran. Kumpulan royalti untuk seniman manusia, dalam sebuah langkah yang mensponsori penggantian artis dengan AI,” lanjut mereka.

Artikel Terkait