Putus Rezeki Warung Pengecer LPG 3 Kg: Bahlil Ciderai Semangat Pro Rakyat Kecil Presiden Prabowo Subianto
Ekonomi Bisnis

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia bikin gebrakan, yang ingin menjadikan pengecer Elpiji 3 Kg menjadi pangkalan.
Bahlil berdalih jika kebijakan ini untuk menjaga harga jual gas tabung melon. Dia mengklaim kerap terjadi kenaikan harga di level pengecer. Menurutnya agar harganya tidak mahal sesuai dengan apa yang diatur oleh pemerintah.
Bahlil menjelaskan bahwa upaya perubahan dari status pengecer menjadi pangkalan sedang dalam pembahasan.
Baca Juga: Timnas Indonesia Menang Lawan Bahrain 1-0, Prabowo: Mereka Berjuang, Kerja Keras
Hal ini diyakini akan mempermudah masyarakat dalam memperoleh Elpiji 3 Kg dengan tetap mendapatkan harga yang sesuai.
“Ya memang kalau pengecer-pengecer yang jauh, saya lagi membuat aturan agar mereka statusnya dinaikkan menjadi pangkalan. Tidak menjadi pengecer. Lagi saya atur sekarang. Memang saya tahu ini pasti ada terjadi dinamika dikit, tapi ini penyesuaian. Tapi ingat, pemerintah punya niat baik kepada rakyat,” ucapnya kepada wartawan di kawasan Bogor, Jawa Barat, Minggu (2/2/2025).
Menyoroti hal tersebut, pengamat energi dari Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi cuma bisa geleng-geleng kepala dengan langkah Menteri ESDM Bahlil Lahadalia yang memaksa para pengecer Elpiji (LPG) 3 Kg harus menjadi pangkalan jika ingin terus berjualan gas melon.
Baca Juga: Presiden Joko Widodo Buka Muktamar Muhamadiyah ke-48
Fahmy menegaskan dengan adanya pelarangan penjualan Elpiji 3 Kg ini, maka pemerintah telah memutus usaha kecil dan menengah. Hal ini berdampak buruk bagi ekonomi masyarakat.
“Selama ini pengecer merupakan pengusaha akar rumput dan warung-warung kecil untuk mengais pendapat dengan berjualan Elpiji 3 Kg,” katanya, saat dihubungi wartawan dikutip (3/2/2025).
Kebijkan ini dia sebut blunder, tak hanya mematikan pengusaha akar rumput, tapi juga menyusahkan konsumen.
Langkah ini, kata dia, jelas tak seirama dengan semangat pro rakyat kecil Presiden Prabowo Subianto.
“Larangan bagi pengecer menjual Elpiji 3 Kg mematikan usaha mereka. Dampaknya, pengusaha akar rumput kehilangan pendapatan, kembali menjadi pengangguran dan terperosok menjadi rakyat miskin. Ini melabrak komitmen Presiden Prabowo yang berpihak kepada rakyat kecil,” tuturnya.
Diberitakan FTnews sebelumnya, Video yang menampilkan antrian panjang warga di pangkalan gas elpiji 3 kg, viral di media sosial (Medsos).
Antrian panjang ini tak terlepas dari dampak kebijakan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang menghapus adanya pengecer gas elpiji 3 kg.
"Luar biasa ini zaman tambah susah, bukannya makmur, tambah susah," ujar pria yang merekam video suasana antrian panjang di pangkalan gas elpiji 3 kg, yang diunggah akun X @wahidwanted, Senin (3/2/2025).
Perekam video lalu menemui warga yang mengantri dan kemudian meluapkan keresahannya atas kondisi adanya antrian panjang warga.
"Bapak presiden piye, bapak presiden," ujar salah seorang warga yang antri di pangkalan gas elpiji 3 kg.
Diketahui, mulai 1 Februari, pengecer gas Elpiji 3 Kg wajib mendaftarkan diri untuk menjadi pangkalan.
Para pengecer dapat mendaftarkan diri melalui One Single Submission (OSS) untuk mendapatkan nomor induk berusaha (NIB). Kemudian, mengajukan diri untuk menjadi pangkalan ke Pertamina.