Ramai Isu SPBU Shell PHK Karyawan Gegara BBM Kosong, Begini Jawaban Manajemen
Ekonomi Bisnis

Isu Shell Indonesia melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawan SPBU-nya imbas stok BBM kosong sejak Agustus lalu, ramai dan beredar luas di berbagai platform media sosial.
Terkait ini, pihak Shell tidak membantah secara tegas isu ini. President Director & Managing Director Mobility Shell Indonesia Ingrid Siburian menyampaikan manajemen melakukan penyesuaian kegiatan operasional dan karyawan yang bertugas di SPBU.
"Kami melakukan penyesuaian kegiatan operasional di jaringan SPBU Shell, selama produk BBM jenis bensin tidak tersedia secara lengkap," ucap Ingrid, dikutip pada Selasa (16/9/2025).
Baca Juga: Demo Depan DPR: Presiden Buruh Tagih Janji Prabowo, Soroti Pajak Naik, dan PHK Masif
Penyesuaian kegiatan operasi SPBU yang dimaksud meliputi penyesuaian jam kerja, penyesuaian jumlah hari kerja, hingga merumahkan karyawan.
Bantah Penutupan SPBU Shell
SPBU Shell. [Instagram]Lebih jauh, Inggrid membantah kabar adanya penutupan sejumlah SPBU Shell. Ia menegaskan pihaknya tetap melayani masyarakat dengan produk BBM yang tersedia, yakni Shell V-Power Diesel.
Baca Juga: Pendirian Serikat Pekerja Direspon Pemecatan, AJI: CNN Berbuat Kejahatan
Di samping itu, SPBU Shell juga masih melayani Shell Recharge, bengkel, Shell Select, dan pelumas Shell.
"Kami melakukan penyesuaian kegiatan operasional di jaringan SPBU Shell selama produk BBM jenis bensin tidak tersedia secara lengkap," tuturnya.
Produk BBM lainnya, seperti Shell Super, Shell V-Power, dan Shell V-Power Nitro+ tidak tersedia di beberapa jaringan SPBU hingga pemberitahuan lebih lanjut.
"Kami terus berkoordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan terkait untuk memastikan produk BBM jenis bensin dapat tersedia kembali," kata Ingrid.
Stok BBM Shell Kosong
Kelangkaan BBM di SPBU swasta telah berlangsung sejak Agustus 2025. Kementerian ESDM menyatakan pengelola SPBU swasta tidak mendapatkan kuota impor BBM tambahan.
Untuk memenuhi kebutuhan BBM-nya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyarankan pengelola SPBU swasta membelinya dari Pertamina.
Karena itu, pengelola SPBU swasta diminta untuk mengumpulkan data volume yang dibutuhkan dan spesifikasi BBM masing-masing kepada Kementerian ESDM untuk diolah sebelum diberikan kepada Pertamina.
Data tersebut akan menjadi dasar bagi Pertamina untuk melakukan pengadaan melalui impor atau tidak.