Rekaman Bocor ke Publik, Mantan Kepala Intelijen Militer Israel Sebut Balasan 50.000 Kematian di Gaza
Nasional
 180820257.jpg)
Dalam rekaman audio yang bocor, mantan kepala intelijen militer Israel terdengar mengatakan bahwa kematian puluhan ribu warga Palestina di Gaza "diperlukan dan dibutuhkan untuk generasi mendatang."
Rekaman tersebut pertama dirilis oleh stasiun berita Channel 12 Israel pada hari Jumat, 18 Agustus 2025. Rekaman tersebut kemudian dengan cepat menyebar di media-media lain.
Nakhba untuk Warga Gaza
Baca Juga: Daftar Produk yang Masuk Boikot Pro-Palestina Versi Boycat
Petinggi militer Israel. (IG idf)"Untuk semua yang terjadi pada 7 Oktober, untuk setiap satu orang pada 7 Oktober, 50 warga Palestina harus mati," kata Mayor Jenderal Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Aharon Haliva dalam rekaman. "Sekarang, tidak masalah jika mereka anak-anak."
"Fakta bahwa sudah ada 50.000 orang yang tewas di Gaza diperlukan dan dibutuhkan untuk generasi mendatang," kata Haliva dalam rekaman tersebut.
Baca Juga: Pelatih Timnas Israel dan Asistennya Diserang di Athena: Bebaskan Palestina
Tidak jelas kapan ia berbicara, tetapi jumlah korban tewas di Gaza melampaui 50.000 pada bulan Maret.
"Tidak ada pilihan — sesekali, mereka membutuhkan Nakba agar bisa merasakan akibatnya," kata Haliva.
Nakba, atau "bencana" dalam bahasa Arab, adalah peristiwa penting dalam sejarah Palestina ketika sekitar 700.000 warga Palestina melarikan diri atau diusir dari rumah mereka oleh kelompok-kelompok Yahudi bersenjata pada tahun 1948 selama berdirinya Negara Israel.
Klarifikasi Haliva
Unggahan laporan organisasi HAM B'Tselem terkait genosida oleh Israel di Gaza. (Instagram @btselem)Dikutip CNN, Haliva menjabat sebagai kepala intelijen militer Israel pada 7 Oktober 2023, ketika Hamas melancarkan serangan di Israel selatan yang menewaskan 1.200 orang dan menculik 250 lainnya. Ia mengundurkan diri dari jabatannya pada April 2024 karena "tanggung jawab kepemimpinannya", dan menjadi perwira senior IDF pertama yang melakukannya.
Rekaman panjang tersebut tampaknya berasal dari percakapan panjang dengan Haliva, tetapi Channel 12 tidak mengidentifikasi orang yang berbicara dengan pensiunan perwira tersebut. Klaim utama Haliva dalam seluruh rekaman tersebut adalah bahwa militer Israel bukanlah satu-satunya organisasi yang bertanggung jawab atas kegagalan yang menyebabkan serangan 7 Oktober.
Ia menyalahkan kepemimpinan politik Israel dan Shin Bet, badan keamanan dalam negeri, karena meyakini Hamas tidak akan melakukan serangan.
Dalam sebuah pernyataan kepada Channel 12 Israel, Haliva mengatakan rekaman itu diucapkan dalam "forum tertutup, dan saya sangat menyesalinya."
Ia menyebut rekaman tersebut sebagai “fragmen hal-hal yang tidak lengkap, yang tidak dapat mencerminkan gambaran utuh — terutama jika menyangkut isu-isu yang kompleks dan terperinci, yang sebagian besarnya sangat rahasia.”