Respons Menlu Sugiono Terkait Netanyahu Soroti Pidato Presiden Prabowo di Sidang Umum PBB
Politik

Menlu RI Sugiono merespons terkait Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang menyoroti pidato Presiden Prabowo Subianto dalam Sidang Majelis Umum PBB ke-80.
Pidato Netanyahu di Markas Besar PBB, Jumat (26/9/2025), diwarnai aksi walk out perwakilan delegasi negara-negara lain.
Dalam pidatonya, Netanyahu mengatakan dia mencatat dengan seksama kata-kata penuh semangat yang disampaikan oleh Presiden Prabowo Subianto.
Baca Juga: Diskusi Double Check Perdana Digelar, Angkat Isu Terkait Pemerintahan Prabowo Subianto serta Program MBG
Terkait hal ini, Menlu Sugiono menegaskan bahwa itu merupakan hak Netanyahu.
"Itu posisinya dia, saya jangan ditanya," kata Menlu Sugiono kepada wartawan di Markas Besar PBB, Jumat waktu setempat.
Sugiono juga kembali menegaskan bahwa visi apa pun terkait Israel, harus dimulai dari pengakuan terhadap kemerdekaan dan kedaulatan Palestina.
Baca Juga: Fariz RM Surati Presiden Prabowo Subianto, Minta Abolisi
"Jadi, visi apapun itu harus dimulai dari situ. Kita tidak akan berbicara yang lain-lain selain pertama ya ada recognition terhadap kemerdekaan dan kedaulatan Palestina dan itu yang akan kita lakukan," tegas Menlu.
Sorot Pidato Prabowo
PM Israel di Sidang Umum PBB. [Ist]Netanyahu, yang berpidato pada hari terakhir sesi Debat Umum Sidang Majelis Umum ke-80 PBB, mengatakan bahwa dirinya serta negara-negara lain mencatat kata-kata yang penuh semangat yang disampaikan oleh Presiden Indonesia.
"Dan saya mencatat, seperti halnya Anda juga pasti mencatat, kata-kata yang penuh semangat yang disampaikan di sini oleh Presiden Indonesia. Ini adalah negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia. Dan ini juga merupakan pertanda tentang apa yang bisa terjadi di masa depan," ucap Netanyahu.
Netanyahu mengklaim bahwa para pemimpin Arab dan Muslim yang berpikiran maju mengetahui bahwa jika bekerja sama dengan Israel akan memberi mereka akses pada teknologi-teknologi mutakhir dari Israel.
Termasuk di bidang kedokteran, sains, pertanian, air, pertahanan, kecerdasan buatan, dan banyak bidang lainnya.
"Saya percaya bahwa dalam beberapa tahun ke depan, Timur Tengah akan terlihat sangat berbeda. Banyak dari mereka yang hari ini memerangi Israel, akan lenyap besok. Para pembawa damai yang berani akan menggantikan mereka," ucapnya.
Warga Gaza Derita Malnutrisi
Sepanjang Agustus 2025, sebanyak 185 orang meninggal akibat kelaparan di Gaza, rekor tertinggi dalam sebulan sejak pengepungan oleh Zionis diperketat mulai Maret tahun ini.
Menurut otoritas setempat, saat ini terdapat 43.000 balita dan lebih dari 55.000 ibu hamil dan menyusui menderita malnutrisi.